MANGUPURA – Perkelahian antara warga Sumba, NTT terjadi di Jalan Subak Daksina, banjar Tibubeneng, Kuta Utara, Minggu (8/12) malam.
Belum diketahui pasti apa motif dari perkelahian ini yang melibatkan dua orang pemuda yang berprofesi sebagai buruh bangunan tersebut.
Kanit Reskrim Polsek Kuta Utara, Iptu Androyuan Elim mengatakan bahwa perekelahian tersebut hanya melibatkan dua oknum.
Tidak benar seperti yang beredar di media sosial yang menywbut perkelahian tersebut sebagai aksi tawuran.
“Itu bukan tawuran. Hanya kesalahpahaman, terus berkelahi satu lawan satu. Kejadiannnya di bedeng proyek,” terang Iptu Androyuan Elim, Senin (9/22) siang.
Lanjut dia, karena adanya perkelahian tersebut, Kaling Tibubeneng selaku pemilik wilayah mengumpulkan semua warga Sumba lain yang ada di sekitar lokasi untuk diberi arahan.
Nah, karena banyaknya warga Sumba yang berkumpul saat diberi arahan, ada yang memotret lalu mengunggah ke media sosial seolah menyebut itu sebagai aksi tawuran.
“Kaling mengumpulkan semua yang tinggal di bedeng itu untuk diarahkan biar jangan membuat masalah. Jadi itu bukan tawuran.
Hanya perkelahian satu lawan satu antara rekan sesama kerja dan tinggal di bedeng yang sama,” tegas Iptu Androyuan Elim.
Terkait peristiwa itu, Iptu Elim menyebut bahnya pihaknya tidak menerima adanya laporan. Namun meski begitu, pihak Polsek Kuta Utara sudah melakukan pengecekan langsung ke lokasi kejadian.
Sementara itu, Kasubag Humas Polres Badung, Iptu Gede Oka Bawa menerangkan bahwa saat itu polisi sedang menyelidiki siapa saja yang terlibat dalam perkelahian tersebut.
“Polisi masih melakukan penyelidikan mencari tahu siapa saja yang terlibat. Termasuk koordinasi dengan pihak banjar juga.
Karena sejak ada kejadian itu, polisi sudah mengecek ke TKP, tapi mereka sudah bubar. Dan itu bukan antara geng. Tetapi antara teman satu tempat tinggal,” tandas Oka Bawa.