SEMARAPURA – Anak yatim piatu Kadek Suardana, 15, dan Komang Juniarta, 13, warga Dusun Payungan, Desa Selat, kini tidak perlu lagi menelusuri
sungai di sekitar desanya untuk mencari sayuran yang tumbuh liar agar bisa dijual ke pasar demi memenuhi kebutuhan hidup dan sekolah.
Berkat bantuan satu set alat pertanian hidroponik yang diberikan Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta, mereka berdua kini bisa memanen sayur-mayur di pekarangan rumahnya.
Kadek Suardana, di sela-sela kunjungan Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta di kediamannya untuk melihat pemanfaatan alat pertanian hidroponik yang diberikan, mengungkapkan,
peralatan pertanian hidroponik dengan sistem Nutrient Film Tecnique (NFT) itu dimanfaatkannya untuk menanam sayuran jenis seledri.
Dengan panjang pipa empat meter dan 200 lubang, dia bisa memanen sekitar 3-4 kilogram seledri setiap tiga harinya. “Seledrinya jual ke pasar olah bibi,” katanya.
Di pasaran, seledri-seledri itu dihargai Rp 15 ribu – Rp 20 ribu per kilogram. Uang penjualan seledri itu selain untuk biaya hidup sehari-hari juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan sekolah.
“Sekarang saya fokus di pertanian hidroponik ini,” ujarnya. Sementara itu, Bupati Suwirta dalam kesempatan itu mengatakan,
pemberian bantuan peralatan pertanian hidroponik yang diberikan kepada dua anak itu merupakan bantuan percontohan.
Ke depannya, bantuan peralatan pertanian hidroponik itu akan diberikan kepada warga kurang mampu lainnya di Kabupaten Klungkung.
Harapannya, hasil pertanian hidroponik itu bisa dimanfaatkan oleh warga miskin untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan juga bisa dijual ke pasaran sehingga bisa memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga.
“Saya ingin memberikan contoh terlebih dahulu sebelum nantinya inovasi ini masuk ke KK miskin lainnya di tahun 2020 mendatang. Saya berharap dua anak ini bisa memanfaatkannya dengan baik,” terangnya.
Lebih lanjut pihaknya berharap masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi lebih baik mau turut membantu masyarakat lain yang kurang mampu.
“Namun, dengan konsep memberikan kail bukan ikan sehingga mereka (warga kurang mampu) memiliki keinginan untuk berusaha demi hidup yang lebih baik,” tandasnya.