MANGUPURA – Serangkaian Upacara Karya Agung Mamungkah, Tawur Gentuh, Mupuk Pedagingan Mepedudusan Agung, Ngenteg Linggih Mepeselang lan Mepedanaan di Pura Dhang Kahyangan
Pura Dalem Gandha Mayu, Klungkung yang puncaknya jatuh pada Anggara Kliwon Kulantir 31 Desember 2019 mendatang, mulai berlangsung sejak Sabtu (21/12) kemarin.
Ritual diawali Upacara Tawur, Caru, Melaspas dan Mendem Pedagingan yang dihadiri Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta didampingi Kepala Dinas Kebudayaan IB Munika dan Kabag Humas Made Suardita.
Sebagai wujud baktinya Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta menghaturkan punia sebesar Rp 400 Juta diterima Parwataka Karya.
Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta dalam sambutannya menyambut baik telah dilaksanakan upacara karya seperti saat ini,
dengan harapan upacara ini mendapatkan perlindungan Ida Bhatara Bhetari yang berstana di Pura Dalem Ganda Mayu ini.
Bupati Giri merasa bangga bisa bertemu bertatap muka dan ngaturang bakti pada saat upacara Tawur Agung sekaligus mewakili masyarakat Badung turut mendoakan agar pelaksanaan upacara Tuwur ini bisa berjalan dengan baik dan lancar.
Dikatakan bahwa adanya pura ini berkat Ida Dang Hyang Dwi Jendra sehingga pelestarian Puri dan Geria memang sangat diperlukan.
Lebih lanjut dipaparkan keuntungan melestarikan puri adalah tatanan adat istiadat yang berjalan dengan baik.
Sebab waktu zaman dulu, Puri lebih dulu ada setelah itu baru pura, setelah pura baru ada purana, para dan puruhita.
“Ini yang saya pakai pedoman dalam rangka melestarikan dan melaksanakan adat istiadat di Bali kususnya di Badung, ” katanya.
Berkaitan dengan pelestarian Geria, menurut Giri Prasta sudah berjalan dengan baik dimana di Geria dibangun sanggar,
Geria dipakai perpustakaan untuk menyimpan lontar-lontar, hal ini membuktikan pelestarian Geria telah berjalan dengan amat baik.
Sementara itu Parwataka Karya IB Oka Gunastawa yang juga selaku pengurus pesemetonan Brahmana Siwa Buda melaporkan tentang keberadaan Pura Ganda Mayu yang ada saat ini
didirikan tahun 1476 masehi atau tahun caka 1398 oleh Ida Dang Hyang Dwijendra dengan tujuan untuk memohon Ida Batara Ganda Mayu yang ada di Majapahit bisa berstana di Bali.
Pendirian pura waktu itu diijinkan oleh Raja Waturenggong. Lebih lanjut dikatakan bahwa Karya seperti ini dilaksanakan untuk yang ke tiga kalinya,
di mana pada tahun 1963 waktu Gunung Agung meletus, pura ini habis rata, tetapi masih ada Pura Apit Lawangnya saja.
Berkat keinginan keras untuk memperbaiki pelinggih saat itu Alm. IB Mantra beserta pasemetonan bertekad memperbaiki pelinggih itu dan sampai saat ini sedikit demi sedikit direhab sehingga menjadi seperti sekarang ini.
Pihaknya juga mengucapkan terima kasih kepada Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta atas punia yang diberikan kepada warga pesemetonan.
Turut hadir saat bersamaan Wali Kota Denpasar I B Rai Darma Wijaya Mantra, Penglisir Puri Klungkung Prof. Dr. Cokorda Raka, Penglisir Puri Ubud Ida Cokorda Kertyasa serta para bakti pasemetonan Brahmana Siwa Buda di seluruh Bali. (rba)