Tidak jadi ada sejarah baru –mantan menteri ‘turun derajat’ menjadi direktur utama perusahaan negara.
Rudiantara tidak jadi ditunjuk menjadi Dirut PLN. Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika itu batal pulang kampung ke PLN.
Tidak ada lagi spekulasi yang panjang.
Yang akhirnya dipilih menjadi Dirut PLN adalah orang Palembang: Zulkifli Zaini. Yang mantan Dirut Bank Mandiri.
Bagi saya, itu juga kejutan. Tapi kejutan yang baik.
Ia orang teknik –meski teknik sipil. Almamaternya istimewa: ITB. Ia pernah menjadi Komisaris PLN –selepas menjadi Dirut Bank Mandiri dulu.
Sebenarnya saya ingin Zulkifli tetap menjadi Dirut Bank Mandiri. Prestasinya sangat baik. Di tangannya perkembangan Bank Mandiri meningkat tinggi.
Tapi ia sudah tidak boleh lagi. Sudah dua kali menjadi direksi di Bank Mandiri.
Akhirnya saya memilih Budi Sadikin untuk menggantikannya.
Hari itu saya akui saya agak nakal. Saya tidak memberitahukan putusan itu kepada Bapak Presiden SBY. Juga tidak memberi tahu Menteri Keuangan –saat itu Pak Agus Martowardojo.
Saya punya pertimbangan sendiri atas putusan nakal saya itu. Yang baru bisa saya ungkapkan suatu saat kelak.
Maka, saya bisa menerima kalau hari itu saya dimarahin Bapak Presiden. Saya mengaku salah –kurang sopan santun. Tapi saya tidak takut risiko –misalnya diberhentikan.
Saya yakin Bapak Presiden juga setuju dengan putusan saya itu –hanya caranya yang kurang menjunjung tinggi etika birokrasi.
Kini Budi Sadikin menjadi Wakil Menteri BUMN. Yang sebelum itu juga bikin prestasi tinggi dalam proses pengambilalihan Freeport. Yakni dalam posisinya sebagai Dirut PT Inalum.
Zulkifli itu orang yang tenang. Tidak banyak bicara. Sangat pendiam. Tapi ia sangat pandai membuat program. Juga pandai melaksanakannya. Dalam pelaksanaan itu ia hanya tahu bekerja dan bekerja.
Saya tidak pernah mendengar Zulkifli suka lobi-lobi politik. Atau kasak-kusuk cari dukungan. Zulkifli seorang profesional murni. Jauh dari ingar-bingar dan hura-hura.
Rasanya Zulkifli tidak akan membawa rombongan Bank Mandiri ke PLN. Itu bukan wataknya. Dan itu tidak baik.
Jangan sampai ada kesan –terutama di dalam kapal PLN yang begitu besar– bahwa perusahaan telah pindah dari ‘penjajahan BRI’ ke ‘penjajahan Mandiri’.
Zulkifli tidak akan melakukan itu. Ia manajer yang tahu risiko –apa akibat buruk kalau internal PLN gaduh.
Ia juga tipe orang yang bisa menerima siapa pun menjadi tim manajemennya. Ia bukan tipe bos yang semua keinginannya harus dipenuhi.
Maka orang seperti Sinthya Roesly akan dengan senang hati pulang ke PLN. Meninggalkan jabatan Dirut Bank Exim. Untuk menjadi direktur keuangannya.
Menteri Erick Thohir ternyata bisa menemukan banyak pilihan. Yang siapa pun di antara yang pernah disebut dulu itu adalah baik.
PLN sudah sekian lama korslet. Zulkifli bisa menjadi NCB yang baru.(Dahlan Iskan)