25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 8:46 AM WIB

UPDATE! Tuntas 100 Persen, Shortcut Titik 5 – 6 Dibuka Pekan Depan

SINGARAJA – Jalur shortcut Singaraja-Denpasar di titik 5-6, rencananya akan dibuka pekan depan. Proses pekerjaan disebut sudah tuntas 100 persen.

Pemerintah hanya tinggal melakukan upacara keagamaan, sebelum jalur dibuka untuk masyarakat umum.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah VIII, Ketut Payun Astapa mengatakan, kini seluruh pekerjaan sudah tuntas 100 persen.

Pekerjaan pengaspalan yang sempat terkendala oleh cuaca, juga sudah dipastikan selesai dan siap dilintasi.

“Pekerjaan sudah selesai 100 persen terhitung sejak tanggal 20 Desember lalu. Jadi selanjutnya tinggal masa pemeliharaan dan kontraktor pelaksana,” kata Payun kemarin.

Rencananya BBPJN Wilayah VIII akan membuka ruas jalan tersebut pada Senin (30/12) pekan depan. Jalan akan diuji penggunaannya, setelah pemerintah menuntaskan proses upacara mecaru dan melaspas yang dilakukan pada hari yang sama.

“Paginya kami mecaru dan melaspas dulu. Setelah itu sorenya sudah kami buka dan bisa digunakan untuk masyarakat umum. Untuk saat ini, meskipun sudah 100 persen, memang belum kami buka,” jelas Payun.

Lebih lanjut Payun mengatakan, di ruas jalan tersebut, telah dipasangi lampu penerangan jalan. Sehingga warga yang melintas di sana, sekalipun pada malam hari, dipastikan aman.

Penerangan juga dipasang pada jembatan yang membentang di dekat Musholla Baitul Amin, Desa Pegayaman. Hal itu dilakukan untuk memastikan pengguna jalan tak ada yang celaka, karena penerangan yang minim.

Saat ini, kata Payun, tidak ada lagi pekerjaan yang dilakukan di sana. “Kalau toh ada pekerjaan, itu paling hanya pekerjaan bersih-bersih saja. Kalau pekerjaan utama sebagaimana di kontrak, itu sudah tidak ada lagi,” imbuhnya.

Rencananya kontraktor pelaksana akan melakukan proses pemeliharaan selama dua tahun mendatang, terhitung sejak tanggal serah terima pekerjaan.

Seluruh kerusakan yang timbul selama kurun waktu tersebut, akan menjadi tanggung jawab kontraktor pelaksana. Termasuk apabila muncul kerusakan akibat bencana alam.

“Memang ada potensi bencana alam ya. Termasuk longsor. Tapi kami optimistis potensi itu bisa ditekan. Kami sudah minta kontraktor pelaksana melakukan pemeliharaan secara rutin,

terutama pada musim hujan. Supaya saluran air dibersihkan, dan rumput-rumput yang belum tumbuh maksimal diperhatikan. Mudah-mudahan ini bisa menekan potensi longsor,” tukas Payun. 

SINGARAJA – Jalur shortcut Singaraja-Denpasar di titik 5-6, rencananya akan dibuka pekan depan. Proses pekerjaan disebut sudah tuntas 100 persen.

Pemerintah hanya tinggal melakukan upacara keagamaan, sebelum jalur dibuka untuk masyarakat umum.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah VIII, Ketut Payun Astapa mengatakan, kini seluruh pekerjaan sudah tuntas 100 persen.

Pekerjaan pengaspalan yang sempat terkendala oleh cuaca, juga sudah dipastikan selesai dan siap dilintasi.

“Pekerjaan sudah selesai 100 persen terhitung sejak tanggal 20 Desember lalu. Jadi selanjutnya tinggal masa pemeliharaan dan kontraktor pelaksana,” kata Payun kemarin.

Rencananya BBPJN Wilayah VIII akan membuka ruas jalan tersebut pada Senin (30/12) pekan depan. Jalan akan diuji penggunaannya, setelah pemerintah menuntaskan proses upacara mecaru dan melaspas yang dilakukan pada hari yang sama.

“Paginya kami mecaru dan melaspas dulu. Setelah itu sorenya sudah kami buka dan bisa digunakan untuk masyarakat umum. Untuk saat ini, meskipun sudah 100 persen, memang belum kami buka,” jelas Payun.

Lebih lanjut Payun mengatakan, di ruas jalan tersebut, telah dipasangi lampu penerangan jalan. Sehingga warga yang melintas di sana, sekalipun pada malam hari, dipastikan aman.

Penerangan juga dipasang pada jembatan yang membentang di dekat Musholla Baitul Amin, Desa Pegayaman. Hal itu dilakukan untuk memastikan pengguna jalan tak ada yang celaka, karena penerangan yang minim.

Saat ini, kata Payun, tidak ada lagi pekerjaan yang dilakukan di sana. “Kalau toh ada pekerjaan, itu paling hanya pekerjaan bersih-bersih saja. Kalau pekerjaan utama sebagaimana di kontrak, itu sudah tidak ada lagi,” imbuhnya.

Rencananya kontraktor pelaksana akan melakukan proses pemeliharaan selama dua tahun mendatang, terhitung sejak tanggal serah terima pekerjaan.

Seluruh kerusakan yang timbul selama kurun waktu tersebut, akan menjadi tanggung jawab kontraktor pelaksana. Termasuk apabila muncul kerusakan akibat bencana alam.

“Memang ada potensi bencana alam ya. Termasuk longsor. Tapi kami optimistis potensi itu bisa ditekan. Kami sudah minta kontraktor pelaksana melakukan pemeliharaan secara rutin,

terutama pada musim hujan. Supaya saluran air dibersihkan, dan rumput-rumput yang belum tumbuh maksimal diperhatikan. Mudah-mudahan ini bisa menekan potensi longsor,” tukas Payun. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/