DENPASAR – I Gusti Ngurah Sumerta, 52, sekorang sekuriti di rumah Jabatan Bupati Badung Nyoman Giri Prasta jadi korban penganiayaan.
Korban dibogem Made Rai Topan Mulyawan,37, di Rumjab Bupati Badung, Sabtu (4/1) lalu sekitar pukul 15.30 Wita.
Mirisnya, aksi penganiayaan ini bermotif proyek yang diduga melibatkan salah satu anak kandung Bupati Badung. Tak butuh lama, polisi akhirnya menangkap pelaku. Pelaku pun dirantai tangan dan kakinya agar tidak kabur.
Berdasar informasi, peristiwa tersebut bermula ketika Sumerta sedang menjalankan tugas jaga sore di rumah jabatan bersama rekannya yang juga sebagai saksi mata: I Ketut Darmayasa, 43.
“Ya, Made Rai datang menanyakan keberadaan anak Bupati Badung. Ia ingin bicara mengenai masalah tender proyek. Korban lantas menyatakan bahwa anak bupati sedang berada di Pelaga,” bisik sumber mengutip keterangan korban.
Selanjutnya terjadi percakapan antara korban dan pelaku tentang tender security (tenaga pengamanan) di Pusat Pemerintahan (Puspem) Bupati Badung.
Yang mana, pemenang tender adalah PT Inti Sarana Wijaya. “PT inilah yang yang memenangkan tender pengadaan security di lingkungan Puspem Badung.
Lantaran tidak mau mencampuri urusan itu, korban memilih menyatankan pelaku agar pulang saja. Karena itu, terjadilah cekcok mulut berujung penganiayaan,” bisik sumber.
Made Rai tersinggung tiba-tiba menendang dan memukul korban secara membabi buta. Teman korban yang juga sebagai saksi I Ketut Darmayasa,43, melerai keributan itu.
Setelah itu, Made Rai pergi meninggalkan klokasi kejadian. Tak terima, Sumerta langsung melaporkan kejadian itu ke pihak yang berwajib.
Kasubag Humas Polres Badung Iptu Ketut Gede Oka Bawa membenarkan kejadian tersebut. Sama persis dengan keterangan sumber, Iptu Ketut Gede Oka menyebut pertikaian itu diduga bermotif tender proyek security.
“Sudah dilaporkan ke Polsek Mengwi. Pelaku langsung diamankan saat itu juga. Pelaku ditangkap di rumahnya di wikayah Sempidi, Kemudian diamankan ke Polsek Mengwi untuk dilakukan penyelidikan,” terang Iptu Oka.