GEROKGAK – Pasca terbakarnya gedung Sekolah Dasar Negeri 3 Patas, Gerokgak bulan Desember 2019 lalu, sampai saat ini pihak sekolah belum memiliki ruang untuk menampung siswa selama proses belajar mengajar.
Tiga ruang kelas dan satu ruang guru yang ludes terbakar masih menyisakan kenangan bagi guru dan siswa. Pasalnya, kelas dan ruang sudah puluhan tahun digunakan untuk kegiatan belajar.
Aktivitas belajar mengajar juga sudah dimulai. Sebagai antisipasi agar proses belajar terus berjalan sekolah terpaksa membagi menjadi dua shift.
Siswa masuk dalam sehari terbagi menjadi dua. Masuk pagi dan sore hari. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng Gde Darmaja mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan kepala sekolah untuk mengatasi masalah ini.
“Karena kekurangan ruang belajar, kami minta untuk menyiasati dengan membagi shift belajar siswa menjadi pagi dan sore. Sembari proses perbaikan ruang kelas akan dilakukan,” terang Darmaja
Menurut Darmaja, cara itu merupakan satu-satunya solusi untuk mengatasi kekurangan ruang belajar pasca terbakar. Tidak ada lain bagi dua jadwal belajarnya. Sebagian pagi dan sisanya sore.
“Pembagian kelas itu akan berlangsung selama penyiapan ruang kelas yang terbakar rampung dibangun kembali,” katanya.
Untuk kapan akan dilakukan perbaikan ruang kelas yang terbakar. Gde Darmaja mengaku belum bisa memastikan batas waktu mengingat membangun
kembali kelas yang terbakar membutuhkan waktu dan biaya. Selain itu juga menyiapkan peralatan meja kursi dan sarana belajar lainnya.
“Ttahap awal kita akan cek dulu kekuatan tembok sisa bangunan yang terbakar. Setelah itu baru akan tentukan langkah membangun baru atau cukup menggunakan bangunan lama dengan hanya menambah atap saja,” imbuhnya.
Sementara itu Kapolsek Gerokgak Kompol Made Widana mengaku belum menerima hasil penyelidikan Labfor Polda Bali soal penyebab terbakarnya bangunan SD 3 Patas.
“Belum, kami belum terima hasil uji labfor yang menjadi penyebab kebakaran di SD 3 Patas,” singkatnya.