AMLAPURA – Mundurnya I Wayan Artha Dipa malah membuat Nasdem Karangasem kebakaran jenggot.
Kemarin sore sekitar pukul 16.00 wita mereka langsung menggelar jumpa pers di kantor DPD Golkar Karangasem.
Mereka pada intinya menanggapi surat pengunduran diri Artha Dipa yang mengait-aitkan dengan Bupati petahana IGA Mas Sumatri.
Salah satu pengurus DPP Nasdem yang ditugaskan di Karangasem untuk mendampingi Mas Sumatri selama Pilkada 2020 Putu Artha mengatakan, surat pengunduran Artha Dipa menyinggung nama bakal calon Nasdem IGA Mas Sumatri.
“Ini malah cendrung bernuansa fitnah,” ujar Putu Artha. Untuk itu Putu Atha sendiri merasa perlu untuk mengeluarkan klarifikasi.
Dimana pada poin ke empat surat Artha Dipa yang menyatakan kalau Mas Sumatri sekaligus mengajak pakat calon Wakil Bupati Made Sukarena mendaftar di Golkar adalah tidak tepat.
Dimana Sukarena datang satu jam lebih awa dari Mas Sumatri. Bahkan, Sukarena menyerahkan formulir lebih awal dan sudah selesai di proses barulah Mas Sumatri datang dan diproses penyerahan formulir penjaringanya.
“Dengan demikian kedua pendaftar ini berproses berbeda,” ujarnya. Selain itu kalau dibilang mengajak bersama sama juga tidak benar.
Karena Mas Sumatri datang dari kantor DPD Nasdem dan tanpa mengajak Sukarena yang sudah lebih dulu datang dengan massa dari Kubu.
Hanya saja diakui Putu Artha, Sukarena sempat salaman dengan Mas Sumatri karena kebetulan saat itu Sukarena masih bertahan di DPD Golkar Karangasem.
Soal jabatan calon Wakil Bupati bukan menjadi kewenangan Mas Sumatri untuk menentukan. Namun, itu ditentukan Partai Golkar.
“Dengan tuduhan mengajak calon Wakil Bupati, Artha Dipa seakan akan meremahkan partainya sendiri. Dimana terkesan kalau seakan Golkar bisa diatur oleh orang per orang
dalam penentuan wakil. Padahal, sistem pencalonan di Golkar sepertinya halnya NasDem sangat profesional dan berlandaskan peraturan organisasi,” tandasnya.
Jika ini dijadikan alasan, Putu Artha menilai Artha Dipa tidak tahan banting. “Ini sebagai politisi sangat lemah dan kekanak-kanakan,” bebernya.
Mestinya menurut mantan Komisioner KPU Pusat ini, Artha Dipa dengan kesatria, kukuh dan percaya diri untuk merebut rekomendasi dari Golkar.
“Bila perlu merebut posisi bakal calon bupati dari Golkar,” tambahnya. “Bukankah Artha Dipa meninggalkan Nasdem memilih Golkar adalah untuk merebut atau memenangkan rekomendasi Golkar untuk Karangasem I,” tandasnya.
Pernyataan nomor lima, Artha Dipa menyatakan kurang tepat berebut rekomendasi yang sama dalam partai yang sama.
Menurut Artha Dipa, pernyataan ini memberi kesan sikap plin plan dan kekanak-kanakan karena sejak awal Artha Dipa telah paham bahwa Mas Sumatri akan mendaftar di Golkar.
Jika memang sikapnya demikian, seharusnya Artha Dipa mendaftar di Golkar paling akhir. “Jika tahu Mas Sumatri mendaftar, ya tak usah mendaftar (jika memang merasa kurang tepat berebut rekomendasi dengan Mas Sumatri),” ujarnya.
Dengan pernyataan ini, kata dia, semoga semua pihak terutana rakyat Karangasem memahami duduk masalah sebetulnya sehingga surat pernyataan Artha Dipa seharusnya tidak perlu menyeret-nyeret pihak lain dalam hal ini Mas Sumatri.