27.1 C
Jakarta
22 November 2024, 0:45 AM WIB

Istimewa Karena Tanpa Biji, Nyaris Punah Setelah Tergusur Kabel PLN

Viralnya buah durian lokal asli Desa Madenan, Tejakula, Buleleng atau dengan nama durian Ki Raja membuat berbagai kalangan berdatangan ke desa itu.

Mereka datang sekadar untuk mencicipi rasa dari buah durian itu. Durian Ki Raja mulai dikenal khalayak setelah menangkan kontes buah durian se-Buleleng yang digelar Pemkab Buleleng belum lama ini.

 

JULIADI, Tejakula

KEISTIMEWAAN durian Ki Raja dengan buah duriannya yakni tak memiliki biji. Dari sisi rasa tak kalah saing dengan durian kane dan musang king.

Karena viralnya durian Ki Raja Madenan, Agus Teja Sentosa atau lebih dikenal Gus Teja musisi sekaligus seniman Bali datang ke Desa Madenan untuk mencicipi langsung buah durian tanpa biji ini.

Bahkan Pangdam IX/Udayana Mayor Jenderal TNI Benny Susianto juga kepicut untuk menikmati rasa durian Ki Raja Madenan tersebut.

Sabtu (11/1) lalu secara mendadak rombongan para pejabat Komando Daerah Militer IX/Udayana datang ke Madenan.

“Saya datang dari Denpasar hanya untuk menikmati buah durian Ki Raja yang sedang viral saat ini. Banyak teman yang dari Jakarta menanyakan.

Apakah benar ada durian Ki Raja, tanpa memiliki biji,” kata Pangdam IX/Udayana Mayor Jenderal TNI Benny Susianto yang langsung bertandang ke lokasi pondok Ki Raja Madenan.

Sedikit berbincang dengan para petani durian di Desa Madenan, Pangdam IX/Udayana langsung mencicipi buah durian Ki Raja yang baru saja dipetik dari pohonnya.

“Wah ini rasa dari buah durian Ki Raja, tak kalah dengan durian musang king. Keunikannya saya lihat sendiri benar tak memiliki biji,” ucapnya.

Menurut jenderal TNI AD bintang dua ini, durian Ki Raja asal Desa Madenan, Tejakula adalah durian lokal unggulan yang sangat perlu dikembangkan kedepan oleh para petani di Madenan.

Bahkan dapat menjadi komoditas untuk ekspor dan juga menjadi daerah tujuan wisata. Guna meningkatkan pendapatan masyarakat.

“Salah satunya petani di Madenan dapat mengangkat durian Ki Raja menjadi ikon untuk daerah wisata. Yang istimewa durian ini tanpa biji dan ini langka adanya,” ungkap Pangdam IX/Udayana sembari mengaku sudah memesan bibit durian Ki Raja.

Pangdam IX/Udayana menyarankan, dengan banyaknya masyarakat yang tertarik dengan buah durian Ki Raja dapat dijadikan momentum masyarakat desa Madenan mengembangkan durian Ki Raja.  

“Masyarakat harus mau mengembangkan dan lakukan pembibitan dalam jumlah banyak. Selain itu pemerintah daerah harus merepons dengan baik untuk mengembangkan buah lokal asli Madenan ini,” harapnya.

Sementara itu, Petani Desa Madenan Made Sudiadnyana yang menanam buah durian Ki Raja menuturkan, sejarah buah durian Ki Raja sebenarnya yang memiliki pertama kali di desa bernama I Kaki Raja dengan satu pohon yang masih tersisa.

Kemudian pada tahun 1990 adanya listrik masuk desa ke Madenan, pohon durian tersebut terkena jalur listrik PLN. Sehingga pohon durian tersebut langsung ditebang.

Beruntung sebelum durian itu ditebang oleh pemiliknya, ada masyarakat yang menyambung untuk mendapatkan bibit dari durian tersebut.

Setelah berhasil, lalu disebar ke masyarakat. Sayangnya kala itu tidak ada yang menanam. Sebab dari segi ekonomis buah durian tidak begitu menguntungkan.

Sehingga masyarakat lebih banyak menanam buah-buah jenis lainnya. Seperti cengkeh. “Justru bibit durian I Kaki Raja ditanam dan diperbanyak oleh keluaraga saya. Dan masih tersisa saat ini hanya 12 pohon di Desa Madenan,” ungkapnya.

Sudiadnyana juga mengatakan penamaan buah durian Ki Raja bermula dari mengikuti kontes buah durian yang diselenggarakan oleh Pemkab Buleleng dan mendapat juara II.

Nama aslinya I Kaki Raja, sebutan biar simpel dan mudah diingat sehingga masyarakat menyebut durian Ki Raja.  

“Yang membuat durian Ki Raja Viral, karena postingan saya durian non biji dan menang dalam kontes durian. Kemudian datangnya seniman Bali Gus Teja ke Desa Madenan untuk menikmati buah durian Ki Raja,” terangnya.

Lantaran masih tersisa 12 pohon, durian Ki Raja baru mampu memproduksi perharinya sebanyak 25 buah durian di saat musim panen seperti sekarang ini.

Sedangkan dalam satu pohon durian Ki Raja mampu menghasilkan 100 pohon durian. Kini buah durian Ki Raja sudah masuk pasar Swalayan dengan harga perkilogram Rp 30 sampai 35 ribu.

Masyarakat di Desa Madenan juga sudah mulai ramai mengembangkan buah durian tersebut. “Kami juga  sudah bersepakat dengan Dinas Pertanian Buleleng

tidak akan melakukan pengembangan bibit di luar Madenan. Kemudian rencana kami dalam waktu dekat akan menanam 100 bibit durian Ki Raja khusus di Desa Madenan,” tandasnya. (*)

 

Viralnya buah durian lokal asli Desa Madenan, Tejakula, Buleleng atau dengan nama durian Ki Raja membuat berbagai kalangan berdatangan ke desa itu.

Mereka datang sekadar untuk mencicipi rasa dari buah durian itu. Durian Ki Raja mulai dikenal khalayak setelah menangkan kontes buah durian se-Buleleng yang digelar Pemkab Buleleng belum lama ini.

 

JULIADI, Tejakula

KEISTIMEWAAN durian Ki Raja dengan buah duriannya yakni tak memiliki biji. Dari sisi rasa tak kalah saing dengan durian kane dan musang king.

Karena viralnya durian Ki Raja Madenan, Agus Teja Sentosa atau lebih dikenal Gus Teja musisi sekaligus seniman Bali datang ke Desa Madenan untuk mencicipi langsung buah durian tanpa biji ini.

Bahkan Pangdam IX/Udayana Mayor Jenderal TNI Benny Susianto juga kepicut untuk menikmati rasa durian Ki Raja Madenan tersebut.

Sabtu (11/1) lalu secara mendadak rombongan para pejabat Komando Daerah Militer IX/Udayana datang ke Madenan.

“Saya datang dari Denpasar hanya untuk menikmati buah durian Ki Raja yang sedang viral saat ini. Banyak teman yang dari Jakarta menanyakan.

Apakah benar ada durian Ki Raja, tanpa memiliki biji,” kata Pangdam IX/Udayana Mayor Jenderal TNI Benny Susianto yang langsung bertandang ke lokasi pondok Ki Raja Madenan.

Sedikit berbincang dengan para petani durian di Desa Madenan, Pangdam IX/Udayana langsung mencicipi buah durian Ki Raja yang baru saja dipetik dari pohonnya.

“Wah ini rasa dari buah durian Ki Raja, tak kalah dengan durian musang king. Keunikannya saya lihat sendiri benar tak memiliki biji,” ucapnya.

Menurut jenderal TNI AD bintang dua ini, durian Ki Raja asal Desa Madenan, Tejakula adalah durian lokal unggulan yang sangat perlu dikembangkan kedepan oleh para petani di Madenan.

Bahkan dapat menjadi komoditas untuk ekspor dan juga menjadi daerah tujuan wisata. Guna meningkatkan pendapatan masyarakat.

“Salah satunya petani di Madenan dapat mengangkat durian Ki Raja menjadi ikon untuk daerah wisata. Yang istimewa durian ini tanpa biji dan ini langka adanya,” ungkap Pangdam IX/Udayana sembari mengaku sudah memesan bibit durian Ki Raja.

Pangdam IX/Udayana menyarankan, dengan banyaknya masyarakat yang tertarik dengan buah durian Ki Raja dapat dijadikan momentum masyarakat desa Madenan mengembangkan durian Ki Raja.  

“Masyarakat harus mau mengembangkan dan lakukan pembibitan dalam jumlah banyak. Selain itu pemerintah daerah harus merepons dengan baik untuk mengembangkan buah lokal asli Madenan ini,” harapnya.

Sementara itu, Petani Desa Madenan Made Sudiadnyana yang menanam buah durian Ki Raja menuturkan, sejarah buah durian Ki Raja sebenarnya yang memiliki pertama kali di desa bernama I Kaki Raja dengan satu pohon yang masih tersisa.

Kemudian pada tahun 1990 adanya listrik masuk desa ke Madenan, pohon durian tersebut terkena jalur listrik PLN. Sehingga pohon durian tersebut langsung ditebang.

Beruntung sebelum durian itu ditebang oleh pemiliknya, ada masyarakat yang menyambung untuk mendapatkan bibit dari durian tersebut.

Setelah berhasil, lalu disebar ke masyarakat. Sayangnya kala itu tidak ada yang menanam. Sebab dari segi ekonomis buah durian tidak begitu menguntungkan.

Sehingga masyarakat lebih banyak menanam buah-buah jenis lainnya. Seperti cengkeh. “Justru bibit durian I Kaki Raja ditanam dan diperbanyak oleh keluaraga saya. Dan masih tersisa saat ini hanya 12 pohon di Desa Madenan,” ungkapnya.

Sudiadnyana juga mengatakan penamaan buah durian Ki Raja bermula dari mengikuti kontes buah durian yang diselenggarakan oleh Pemkab Buleleng dan mendapat juara II.

Nama aslinya I Kaki Raja, sebutan biar simpel dan mudah diingat sehingga masyarakat menyebut durian Ki Raja.  

“Yang membuat durian Ki Raja Viral, karena postingan saya durian non biji dan menang dalam kontes durian. Kemudian datangnya seniman Bali Gus Teja ke Desa Madenan untuk menikmati buah durian Ki Raja,” terangnya.

Lantaran masih tersisa 12 pohon, durian Ki Raja baru mampu memproduksi perharinya sebanyak 25 buah durian di saat musim panen seperti sekarang ini.

Sedangkan dalam satu pohon durian Ki Raja mampu menghasilkan 100 pohon durian. Kini buah durian Ki Raja sudah masuk pasar Swalayan dengan harga perkilogram Rp 30 sampai 35 ribu.

Masyarakat di Desa Madenan juga sudah mulai ramai mengembangkan buah durian tersebut. “Kami juga  sudah bersepakat dengan Dinas Pertanian Buleleng

tidak akan melakukan pengembangan bibit di luar Madenan. Kemudian rencana kami dalam waktu dekat akan menanam 100 bibit durian Ki Raja khusus di Desa Madenan,” tandasnya. (*)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/