27.8 C
Jakarta
22 November 2024, 22:09 PM WIB

Bunga KUR 6 Persen, Diskop Minta Stop Bikin Koperasi Simpan Pinjam

SEMARAPURA – Keberadaan kredit usaha rakyat (KUR) dengan bunga ringan sejak beberapa tahun lalu membuat perputaran uang sebagian besar koperasi simpan-pinjam di Kabupaten Klungkung melambat.

Akibatnya ideal cash atau dana menganggur di koperasi melebih ambang atas sehingga mengancam operasional koperasi.

Itu sebabnya koperasi-koperasi yang ada di Kabupaten Klungkung diharapkan tidak lagi fokus pada unit usaha simpan pinjam.

Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan Kabupaten Klungkung Wayan Ardiasa mengatakan, keberadaan KUR sejak beberapa tahun lalu telah mengancam keberadaan koperasi simpan-pinjam di Kabupaten Klungkung.

Menawarkan bunga kredit yang lebih rendah, yakni 7 persen per tahun di tahun 2019 dan diperkirakan kembali turun menjadi

6 persen per tahun di tahun 2020, membuat anggota koperasi lebih memilih memanfaatkan KUR dibandingkan melakukan pinjaman di koperasi.

“Trennya malah anggota meminjam KUR untuk melunasi utangnya di koperasi. Sebab bunga kredit di koperasi lebih besar, yakni sekitar 2 persen per bulan,” bebernya.

Akibatnya, perputaran uang di koperasi semakin melambat. Dana menganggur di koperasi pun akhirnya melebihi ambang atas sehingga mengancam operasional koperasi.

Dana menganggur maksimalnya 20 persen dari total dana yang ada. Namun, rata-rata dana menganggur koperasi simpan pinjam di Klungkung sekitar 30 persen.

“Kondisi ini tentunya membuat keuntungan koperasi menurun. Kemampuan untuk membiayai operasional koperasi juga menurun,” katanya.

Itu sebabnya pihaknya mengimbau agar masyarakat tidak lagi membentuk koperasi simpan-pinjam lagi.

Namun, jenis koperasi yang lainnya seperti koperasi serba usaha, produksi, konsumsi dan lainnya. Apalagi jenis koperasi simpan-pinjam di Klungkung cukup besar.

Dari total 140 koperasi yang ada di Klungkung, sekitar 80 persen adalah koperasi simpan-pinjam. “Untuk koperasi serba usaha lebih banyak merupakan koperasi pegawai negeri,” tandasnya.

SEMARAPURA – Keberadaan kredit usaha rakyat (KUR) dengan bunga ringan sejak beberapa tahun lalu membuat perputaran uang sebagian besar koperasi simpan-pinjam di Kabupaten Klungkung melambat.

Akibatnya ideal cash atau dana menganggur di koperasi melebih ambang atas sehingga mengancam operasional koperasi.

Itu sebabnya koperasi-koperasi yang ada di Kabupaten Klungkung diharapkan tidak lagi fokus pada unit usaha simpan pinjam.

Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan Kabupaten Klungkung Wayan Ardiasa mengatakan, keberadaan KUR sejak beberapa tahun lalu telah mengancam keberadaan koperasi simpan-pinjam di Kabupaten Klungkung.

Menawarkan bunga kredit yang lebih rendah, yakni 7 persen per tahun di tahun 2019 dan diperkirakan kembali turun menjadi

6 persen per tahun di tahun 2020, membuat anggota koperasi lebih memilih memanfaatkan KUR dibandingkan melakukan pinjaman di koperasi.

“Trennya malah anggota meminjam KUR untuk melunasi utangnya di koperasi. Sebab bunga kredit di koperasi lebih besar, yakni sekitar 2 persen per bulan,” bebernya.

Akibatnya, perputaran uang di koperasi semakin melambat. Dana menganggur di koperasi pun akhirnya melebihi ambang atas sehingga mengancam operasional koperasi.

Dana menganggur maksimalnya 20 persen dari total dana yang ada. Namun, rata-rata dana menganggur koperasi simpan pinjam di Klungkung sekitar 30 persen.

“Kondisi ini tentunya membuat keuntungan koperasi menurun. Kemampuan untuk membiayai operasional koperasi juga menurun,” katanya.

Itu sebabnya pihaknya mengimbau agar masyarakat tidak lagi membentuk koperasi simpan-pinjam lagi.

Namun, jenis koperasi yang lainnya seperti koperasi serba usaha, produksi, konsumsi dan lainnya. Apalagi jenis koperasi simpan-pinjam di Klungkung cukup besar.

Dari total 140 koperasi yang ada di Klungkung, sekitar 80 persen adalah koperasi simpan-pinjam. “Untuk koperasi serba usaha lebih banyak merupakan koperasi pegawai negeri,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/