31.6 C
Jakarta
25 November 2024, 17:15 PM WIB

Stadion Ngurah Rai Bisa Batal, Bos Yabes: Kami Masih Loby Pemprov Bali

DENPASAR – Sebagian pihak pesimistis Bali United masih bisa bermarkas di Bali disaat Stadion Kapten I Wayan Dipta sedang dalam masa pemugaran. 

Pasalnya, hingga saat ini, Stadion Ngurah Rai yang rencananya menjadi markas sementara di Liga 1 2020 masih belum dilakukan pengerjaan. 

Usut punya usut, Pemprov Bali sebagai pemilik dari Stadion Ngurah Rai masih belum memberikan respons apapun agar stadion 

yang sempat dipakai oleh Gelora Dewata dan Perseden Denpasar bisa segera direnovasi oleh Manajemen Bali United.

Padahal, beberapa waktu lalu, PT Harapan Jaya Lestarindo yang menangani khusus lapangan sudah melihat secara langsung kondisi Stadion Ngurah Rai. 

CEO Bali United Yabes Tanuri yang diwawancarai usai memperkenalkan jersey untuk kompetisi Asia di Bali United Café mengungkap fakta itu.

“Kami masih koordinasi dengan Pemprov Bali. Secepat mungkin sesuai dengan prosedur dan menunggu surat. Tidak mungkin kami melakukan renovasi di rumah orang tanpa izin. 

Kami juga sudah bicara dengan kontraktor stadion dan kontraktor rumput. Kalau renovasi itu, rampung dalam waktu tiga bulan,” ujar Yabes.

Sore hari ini, rencananya manajemen Bali United akan bertemu langsung dengan Gubernur Bali I Wayan Koster untuk membahas masalah stadion. 

Dia sangat yakin Pemprov Bali mendukung penuh renovasi Stadion Ngurah Rai. Selain berkoordinasi dengan Pemprov Bali, manajemen juga berkoordinasi dengan KONI Bali.

Koordinasi terkait perizinan untuk memakai Stadion Ngurah Rai dalam jangka waktu satu tahun dan bisa diperpanjang per tahun. 

Anggaran pun sudah disiapkan oleh Manajemen Bali United. “Kami meminta agar fasilitas tribun dan lapangan untuk kami. Soal anggaran, nanti ada di laporan keuangan,” ucapnya. 

Pada intinya, manajemen Bali United tetap ngotot bermain di Bali dan meminta pengunduran renovasi Stadion Kapten I Wayan Dipta.

Suporter menjadi alasan utama mengapa mereka memilih untuk tetap berada di Bali. “Kami ini dari Bali dan tetap akan di Bali. 

Perbaikan utama itu mencakup penggantian rumput, pemasangan lampu, ruang ganti, atap, dan sebagainya. Sebisa mungkin kami masih main di Stadion Dipta,” tuturnya.

DENPASAR – Sebagian pihak pesimistis Bali United masih bisa bermarkas di Bali disaat Stadion Kapten I Wayan Dipta sedang dalam masa pemugaran. 

Pasalnya, hingga saat ini, Stadion Ngurah Rai yang rencananya menjadi markas sementara di Liga 1 2020 masih belum dilakukan pengerjaan. 

Usut punya usut, Pemprov Bali sebagai pemilik dari Stadion Ngurah Rai masih belum memberikan respons apapun agar stadion 

yang sempat dipakai oleh Gelora Dewata dan Perseden Denpasar bisa segera direnovasi oleh Manajemen Bali United.

Padahal, beberapa waktu lalu, PT Harapan Jaya Lestarindo yang menangani khusus lapangan sudah melihat secara langsung kondisi Stadion Ngurah Rai. 

CEO Bali United Yabes Tanuri yang diwawancarai usai memperkenalkan jersey untuk kompetisi Asia di Bali United Café mengungkap fakta itu.

“Kami masih koordinasi dengan Pemprov Bali. Secepat mungkin sesuai dengan prosedur dan menunggu surat. Tidak mungkin kami melakukan renovasi di rumah orang tanpa izin. 

Kami juga sudah bicara dengan kontraktor stadion dan kontraktor rumput. Kalau renovasi itu, rampung dalam waktu tiga bulan,” ujar Yabes.

Sore hari ini, rencananya manajemen Bali United akan bertemu langsung dengan Gubernur Bali I Wayan Koster untuk membahas masalah stadion. 

Dia sangat yakin Pemprov Bali mendukung penuh renovasi Stadion Ngurah Rai. Selain berkoordinasi dengan Pemprov Bali, manajemen juga berkoordinasi dengan KONI Bali.

Koordinasi terkait perizinan untuk memakai Stadion Ngurah Rai dalam jangka waktu satu tahun dan bisa diperpanjang per tahun. 

Anggaran pun sudah disiapkan oleh Manajemen Bali United. “Kami meminta agar fasilitas tribun dan lapangan untuk kami. Soal anggaran, nanti ada di laporan keuangan,” ucapnya. 

Pada intinya, manajemen Bali United tetap ngotot bermain di Bali dan meminta pengunduran renovasi Stadion Kapten I Wayan Dipta.

Suporter menjadi alasan utama mengapa mereka memilih untuk tetap berada di Bali. “Kami ini dari Bali dan tetap akan di Bali. 

Perbaikan utama itu mencakup penggantian rumput, pemasangan lampu, ruang ganti, atap, dan sebagainya. Sebisa mungkin kami masih main di Stadion Dipta,” tuturnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/