MANGUPURA – Pariwisata Bali terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Di era disrupsi ini, pariwisata Bali menghadapi tantangan baru.
Perkembangan teknologi dan informasi telah mendorong tren pariwisata berkembang menjadi experience-based tourism dan lebih diminati oleh pengunjung yang berusia lebih muda.
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati menyebut persaingan industri pariwisata pun semakin ketat.
Sebab pelaku usaha harus mampu memanfaatkan teknologi dan informasi secara maksimal jika ingin unggul dari yang lain.
Begitu juga dengan sumber daya manusia Bali yang harus terus mengembangkan kemampuan dan potensi diri agar terserap di industri pariwisata masa kini.
“Oleh karena itu, peningkatan kapasitas SDM menjadi elemen kunci yang harus menjadi perhatian kita bersama,”ujar Wagub Cok Ace saat membuka acara “Industrial Gathering dan Tetra Helix
Forum” dengan tema Pengembangan, Peluang, dan Tantangan SDM Unggul di Era Milenial Berbasis Pariwisata Hijau (Green Tourism) di Kampus Politeknik Negeri Bali, Jimbaran, Badung.
Wagub Cok Ace juga menyebut, pengembangan Green Tourism di Bali harus dibarengi dengan dukungan dari berbagai pihak.
Pertama dari sisi pemerintah dapat memberikan penguatan kebijakan yang suportif terhadap pembangunan SDM Unggul dan mengembangkan
infrastruktur penunjang industri pariwisata, termasuk melalui berbagai perangkat regulasi dan aturan yang menunjang.
Kedua pada sisi industri, dapat menyinergikan beragam potensi yang dimiliki Bali dan berkontribusi aktif dalam bentuk pengetahuan, pengalaman praktis,
pengaplikasian teknologi dalam rangka mengembangkan industri pariwisata secara efektif dan efiisien serta berkelanjutan.
Ketiga pada sisi Akademisi atau institusi pendidikan, dapat berkontribusi melalui hasil studi dan penelitian tepat guna yang dapat diaplikasikan untuk pembangunan, khususnya pengembangan pariwisata.
Selain itu, institusi pendidikan juga merupakan aktor kunci dalam meningkatkan kualitas SDM yang unggul dan berkarakter budaya.
Dan, keempat pada sisi Komunitas, dapat berkontribusi secara aktif dalam memberikan masukan bagi kebijakan publik maupun solusi aplikatif
dari berbagai tantangan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, termasuk memberikan feedback kepada pemerintah dan aktor kunci lainnya.
“Besar harapan saya keempat aktor kunci ini dapat saling bersinergi dengan harmonis sesuai konsep Tetra Helix dan semoga forum ini menjadi awal
momentum yang baik dalam membangun sinergisitas pembangunan Baliantara pemerintah, industri, akademisi, dan komunitas local,” paparnya.
Sementara itu, Plt. Direktur Jendral Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Dr. Ir. Patdono Suwignjo menyampaikan apresiasi atas acara dan forum yang digagas oleh Politeknik Negeri Bali tersebut.
Ia menyatakan bahwa, instruksi Presiden RI saat ini adalah mengembangkan program atau kebijakan yang memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat terutama dalam peningkatan SDM.
“Kami akan mengedepankan program bring industry to campus, dan untuk mengintensifkan hal tersebut kami juga akan mendirikan dewan
vokasi yang nantinya akan bertugas mengidentifikasi seluruh program yang ada di PT vokasi di seluruh Indonesia”, ujarnya.
Untuk itu, ia berharap hal tersebut dapat dilaksanakan dengan baik oleh seluruh perguruan tinggi vokasi di Indonesia, sehingga cita-cita dalam menciptakan SDM yang unggul dapat terlaksana dengan baik.