25.4 C
Jakarta
25 November 2024, 7:09 AM WIB

Tolong…Pengungsi Mandiri Gunung Agung Belum Tersentuh Bantuan

RadarBali.com – Gelombang pengungsian warga di lereng gunung Agung sudah berlangsung dua pekan. Ternyata masih ada pengungsi yang belum mendapat bantuan dari pemerintah.

Terutama pengungsi mandiri. Padahal, kondisi pengungsi mandiri juga memerlukan bantuan. Seperti yang dialami oleh keluarga Ida Ayu Sasih,

pengungsi dari Banjar Triwangsa, Desa Bongaya Kangin, Desa Bebandem Karangasem yang mengungsi di tempat kos di Jalan Mulawarman, Banjar Tedung Kelurahan Abianbase Gianyar.

Sejak mengungsi Jumat lalu (22/9) hingga Rabu kemarin (4/10), Dayu Sasih bersama 13 pengungsi lainnya belum pernah menerima bantuan.

Sasih mengaku sudah mengungsi sebelum adanya posko pengungsian di lapangan Sutasoma, Sukawati Gianyar.

“Saya tidak tahu kalau dapat bantuan, sampai sekarang belum dapat. Memang bisa ya?” ujar Sasih sambil membuat sarana upacara, kemarin.

Diakui Sasih, sejak mengungsi, sebanyak tiga kepala keluarga telah melaporkan diri ke kepala lingkungan di tempatnya mengungsi di Jalan Mulawarman. Tapi hingga kini tidak ada tindak lanjut apapun.

“Kami sudah lapor. Kalau memang ada bantuan, kami harap bisa sampai di sini,” jelasnya. Dikatakan Sasih, selama mengungsi, mereka harus urunan untuk keperluan makan dan minum.

Untuk menyambung hidup, Dayu Sasih pun tak berdiam diri. Mejejahitan menjadi rutinitasnya sehari-hari selama di pengungsian.

“Bisanya mejejahitan, ya kerjakan ini saja daripada diam. Biar ada pemasukan buat beli beras,” paparnya.

Sementara pengungsi mandiri yang tinggal di salah satu perumahan di Banjar Tedung, Gianyar, Ida Ayu Ketut Karniati asal Banjar Adat Pegubugan Banjar Dinas Bambang Biaung, Desa Duda, Kecamatan Selat, mengaku telah mendapat bantuan.

 Dayu Karniati tinggal sementara di rumah saudaranya bersama 2 kepala keluarga dengan 7 jiwa.

“Kemarin ada kiriman 10 kilogram beras, 10 butir telur, dan sembako lain,” ujar Dayu Karniati yang juga guru di SDN 1 Duda Timur ini.

Pihaknya pun tidak mengetahui pasti apakah bantuan ini diberikan secara kontinyu atau hanya sekali. “Kurang tahu, apakah ini sekali saja atau dikasih lagi. Yang jelas kami belum tahu harus sampai kapan mengungsi,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Gianyar, I Made Watha, menyatakan, pengungsi mandiri yang dibantu hanya berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB).

“Cuma yang dibantu, mereka yang ada di KRB,” ujar Watha, kemarin. Mengenai adanya pengungsi mandiri, Watha mengimbau mereka bergabung ke posko pengungsian di Sutasoma.

“Pemerintah sudah mengimbau yang mandiri agar masuk ke posko untuk memudahkan pelayanan dan bagi yang indekos tidak dibantu,” tegasnya.

RadarBali.com – Gelombang pengungsian warga di lereng gunung Agung sudah berlangsung dua pekan. Ternyata masih ada pengungsi yang belum mendapat bantuan dari pemerintah.

Terutama pengungsi mandiri. Padahal, kondisi pengungsi mandiri juga memerlukan bantuan. Seperti yang dialami oleh keluarga Ida Ayu Sasih,

pengungsi dari Banjar Triwangsa, Desa Bongaya Kangin, Desa Bebandem Karangasem yang mengungsi di tempat kos di Jalan Mulawarman, Banjar Tedung Kelurahan Abianbase Gianyar.

Sejak mengungsi Jumat lalu (22/9) hingga Rabu kemarin (4/10), Dayu Sasih bersama 13 pengungsi lainnya belum pernah menerima bantuan.

Sasih mengaku sudah mengungsi sebelum adanya posko pengungsian di lapangan Sutasoma, Sukawati Gianyar.

“Saya tidak tahu kalau dapat bantuan, sampai sekarang belum dapat. Memang bisa ya?” ujar Sasih sambil membuat sarana upacara, kemarin.

Diakui Sasih, sejak mengungsi, sebanyak tiga kepala keluarga telah melaporkan diri ke kepala lingkungan di tempatnya mengungsi di Jalan Mulawarman. Tapi hingga kini tidak ada tindak lanjut apapun.

“Kami sudah lapor. Kalau memang ada bantuan, kami harap bisa sampai di sini,” jelasnya. Dikatakan Sasih, selama mengungsi, mereka harus urunan untuk keperluan makan dan minum.

Untuk menyambung hidup, Dayu Sasih pun tak berdiam diri. Mejejahitan menjadi rutinitasnya sehari-hari selama di pengungsian.

“Bisanya mejejahitan, ya kerjakan ini saja daripada diam. Biar ada pemasukan buat beli beras,” paparnya.

Sementara pengungsi mandiri yang tinggal di salah satu perumahan di Banjar Tedung, Gianyar, Ida Ayu Ketut Karniati asal Banjar Adat Pegubugan Banjar Dinas Bambang Biaung, Desa Duda, Kecamatan Selat, mengaku telah mendapat bantuan.

 Dayu Karniati tinggal sementara di rumah saudaranya bersama 2 kepala keluarga dengan 7 jiwa.

“Kemarin ada kiriman 10 kilogram beras, 10 butir telur, dan sembako lain,” ujar Dayu Karniati yang juga guru di SDN 1 Duda Timur ini.

Pihaknya pun tidak mengetahui pasti apakah bantuan ini diberikan secara kontinyu atau hanya sekali. “Kurang tahu, apakah ini sekali saja atau dikasih lagi. Yang jelas kami belum tahu harus sampai kapan mengungsi,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Gianyar, I Made Watha, menyatakan, pengungsi mandiri yang dibantu hanya berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB).

“Cuma yang dibantu, mereka yang ada di KRB,” ujar Watha, kemarin. Mengenai adanya pengungsi mandiri, Watha mengimbau mereka bergabung ke posko pengungsian di Sutasoma.

“Pemerintah sudah mengimbau yang mandiri agar masuk ke posko untuk memudahkan pelayanan dan bagi yang indekos tidak dibantu,” tegasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/