SEMARAPURA – Kasus kematian babi mendadak kian meluas dan kini sudah sampai di Kabupaten Gianyar yang lokasinya tidak jauh dari Kabupaten Klungkung.
Berangkat dari kondisi ini, Dinas Pertanian Klungkung terus mewanti-wanti para peternak agar menjaga ternak babinya dengan baik sehingga kasus serupa tidak terjadi di Kabupaten Klungkung.
Apalagi sekitar 26 peternakan babi di Kabupaten Klungkung menggunakan sisa makanan dari hotel dan catering.
Untuk memastikan para peternak mengikuti imbauan Pemkab Klungkung, Wakil Bupati Klungkung, I Made Kasta bersama Kepala Dinas Pertanian Klungkung
Ida Bagus Gede Juanida melakukan pengecekan ke peternakan babi dan tempat pemotongan babi di Kecamatan Banjarangkan.
Salah seorang peternak babi di Desa Nyalian, Kecamatan Banjarangan, I Made Jaya, menuturkan, sampai saat ini peternakan babinya masih berjalan normal.
Belum ada satu ekor babi miliknya yang mati dalam beberapa bulan terakhir ini. “Biasanya, enam bulan ada saja yang mati sekitar satu ekor.
Dan, itu wajar. Untuk saat ini, belum ada babi saya yang mati. Bibit babi yang saya pakai saya budidayakan sendiri,” katanya.
Berkaitan dengan wabah virus African Swine Fever (ASF), dia mengaku sudah sejak dulu sangat memperhatikan kebersihan peternakannya agar terhindar dari kerugian akibat babinya terserang penyakit.
Dia selalu membersihkan kandang babinya dua kali dalam sehari, yakni pagi dan sore.
Mengingat makanan sisa dari hotel dan catering merupakan salah satu sumber penyakit jika tidak diolah dengan benar,
dia yang sejak awal menjalani usahanya dengan memanfaatkan makanan sisa sebagai pakan ternaknya itu selalu merebus pakannya selama semalaman.
“Biasanya makanan sisa hotel itu kan datangnya sore. Saya rebus makanan sisa itu sampai pagi dan baru saya kasi ke babinya,” jelasnya.
Lebih lanjut dia mengaku tidak resah dengan penurunan penjualan babi akibat keberadaan virus ASF.
Sebab memanfaatkan makanan sisa hotel untuk pakan ternak babinya membuat pengeluaran untuk pakan tidak terlalu besar.
Dalam sebulan, dia mengaku hanya mengeluarkan dana sekitar Rp 2 juta untuk memberi makan sekitar 200 ekor babi peliharaannya.
“Kalau pakannya pakai pakan kering, kemungkinan akan was-was. Sampai saat ini penjualan masih normal sekitar 10 ekor per tiga bulan.
Per kilogram itu harganya masih Rp 26 ribu. Jelang Galungan biasanya cuma naik Rp 2 ribu per kilogram. Dan peningkatan permintaan sekitar 20 ekor,” bebernya.
Meski begitu, Wabup Kasta tetap mengingatkan Jaya untuk menjaga kebersihan dan kesehatan ternak babinya.
Dia pun mengimbau kepada peternak babi untuk tidak mengambil bibit babi dari wilayah yang terindikasi terserang wabah ASF.
Hal serupa juga diimbau kepada para penjagal di Kabupaten Klungkung. “Untuk sementara waktu jangan mengambil babi dari wilayah
yang terindikasi kena penyakit dan semoga para peternak khususnya di Kabupaten Klungkung bisa terhindar dari virus ASF,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Klungkung Ida Bagus Juanida menjelaskan, pengecekan ke kandang peternak babi sudah rutin dilakukan.
Dan, semakin gencar dilakukan sejak kasus babi mati mendadak semakin meluas. Bahkan hingga ke Kabupaten Gianyar yang cukup dekat dengan Kabupaten Klungkung.
“Syukurnya sampai saat ini belum terjadi kematian babi dengan jumlah signifikan di Kabupaten Klungkung,” terang Juanida.
Dari 50 peternak yang ada di Kabupaten Klungkung, ada sebanyak 26 peternak di antaranya menggunakan pakan dari sisa makanan hotel dan catering.
Adapun sekitar 25 peternak itu ada di Kecamatan Nusa Penida. “Karena di sana kan banyak penginapan. Tetapi risikonya sangat kecil tertular virus ini karena daerahnya terisolasi,” katanya.
“Tidak masalah sebenarnya menggunakan makanan sisa hotel untuk pakan ternak, sepanjang makanan sisa itu dimasak sampai mendidih untuk mematikan bakterinya.
Masyarakat juga tidak perlu khawatir memakan daging babi asalkan dagingnya tersebut dimasak dan diolah dengan benar,” imbuhnya.