TABANAN – Kematian babi masal yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir di Tabanan membuat peternak merugi.
Dampaknya harga babi terjun bebas dengan harga tidak wajar. Beruntung, di tengah kesulitan dan kerugian yang mendera peternak, belum berdampak pada gagal bayar kredit di perbankan.
Hal tersebut diungkap Kepala Bank BPD Bali Cabang Tabanan I Gusti Ngurah Supardi. Pihaknya mengakui, penyaluran kredit perbankan di sektor peternakan ini termasuk juga menyasar pada usaha ternak babi.
Ia menjelaskan, meski saat ini debitur yang bergerak pada usaha ternak babi masih bisa membayar kewajibannya, namun pihaknya saat ini mulai selektif menerima pengajuan kredit baru dari kalangan peternak, khususnya babi.
“Hingga saat ini untuk pembayaran kredit dari kalangan debitur (peternak babi) masih lancar, mungkin nanti setelah dua atau tiga bulan berikutnya baru akan terlihat dampaknya pada pengembalian kredit,” ujar Supardi.
Meski belum berdampak pada gagal bayar kredit, saat ini pihaknya tidak memungkiri melakukan penundaan untuk menerima pengajuan kredit baru khususnya pada sektor usaha peternakan babi.
Penundaan penerimaan pengajuan kredit ini dilakukan hanya bersifat sementara hingga usaha ternak babi kembali membaik dan diimbangi
dengan meningkatnya harga babi di pasaran serta penanganan pemerintah dalam menekan angka kematian babi tidak berlanjut.
“Ini hanya sementara saja sampai kondisi ternak babi membaik,” imbuhnya. Lanjut dia saat ini calon debitur masih berpikir dua kali
untuk mengajukan kredit pengembangan usaha peternakan babi, mengingat masih dibayangi ancaman kematian babi secara mendadak.