KUTA – Grab, sebagai aplikasi serba bisa terkemuka di Asia Tenggara sangat mengedepankan keamanan dan keselamatan mitra pengemudi serta pengguna layanannya.
Lewat kampanye Grab Safety Roadshow Bali Grab di Kuta Central Park Hotel Bali, Kamis (13/2) kemarin, mitra pengemudi Grab Bali terpilih mendapat pelatihan khusus terkait pencegahan dan penanganan kekerasan seksual.
Sejumlah inovasi fitur keamanan baru Grab pun diperkenalkan, yakni ‘Pusat Keselamatan’ dan fitur Pemantauan Perjalanan bagi Penumpang dan Mitra Pengemudi.
Fitur-fitur keamanan ini merupakan bagian dari Roadmap Teknologi Keselamatan yang diluncurkan Grab sejak akhir 2018.
Tujuan utamanya mencapai angka kecelakaan “nol insiden”. Grab memulai langkah pencegahan dengan menggandeng Forum Pengada Layanan (FPL) lewat safety roadshow serta mengedukasi mitra pengemudi.
Pemberdayaan ekonomi perempuan penyintas kekerasan seksual pun mendapat perhatian khusus.
“Grab memiliki misi untuk menciptakan transportasi yang aman sehingga bisa diandalkan oleh siapapun, untuk kebutuhan apa pun. Karena itu kami selalu menetapkan standar tinggi
dalam hal keamanan dan keselamatan mitra pengemudi dan pengguna di Indonesia, bahkan terus meningkatkan keandalannya,” ucap Halim Wijaya, Head of Grab Bali.
Jelasnya, fitur Safety Center yang memberi garansi aman bagi mitra pengemudi maupun pengguna bisa diakses dengan satu ketukan.
Share My Ride sendiri berguna untuk memberikan akses pemantauan perjalanan pada orang terdekat.
Imbuh Halim, dedikasi Grab Bali meningkatkan kualitas layanan tak perlu disanksikan. Tes psikotes dalam proses rekruitmen mitra pengemudi merupakan syarat mutlak.
“Kami sangat bangga bisa menjalin kemitraan dengan FPL yang menaungi lembaga pengada layanan untuk korban kekerasan di 32 provinsi di Indonesia.
Semua inisiatif dan kemitraan ini diharapkan bisa memberikan dampak sosial besar dan meningkatkan keselamatan berkendara di masyarakat Bali, serta seluruh Indonesia.
Kami juga bahagia dapat mendukung misi FPL untuk memberdayakan para penyintas kekerasan sehingga membantunya mandiri secara finansial.
Semua ini adalah bukti nyata dari misi GrabForGood yang selama ini kami berusaha untuk wujudkan,” tandasnya.
Mochamad Fadjar Wibowo, Head of Platform Safety Grab Indonesia menyebut teknologi keselamatan menjadi perhatian dan prioritas Grab.
“Kami selalu berinovasi untuk meningkatkan keunggulan operasional sehingga mudah dipakai saat dibutuhkan serta turut memberi dampak positif pada peningkatan standar keamanan transportasi di Indonesia,” ungkapnya.
Beberapa di antaranya adalah membentuk tim respons insiden keselamatan 24/7, perlindungan asuransi kecelakaan untuk mitra pengemudi dan penumpang di setiap perjalanan, serta prosedur seleksi yang ketat menggunakan psikotes.
“Semuanya merupakan fondasi keamanan dan keselamatan yang kami jalankan bertahun-tahun dan sudah tentu akan terus kami kembangkan ke arah yang lebih baik,” tegasnya.
Fadjar merinci sejak peluncuran Roadmap Teknologi Keselamatan di bulan Oktober 2018, Grab melihat terjadi penurunan insiden yang dapat dicegah sebesar 39 persen di Indonesia.
Peluncuran “Pusat Keselamatan” dan fitur Pemantauan Perjalanan bagi Penumpang dan Mitra Pengemudi merupakan kelanjutan komitmen tersebut.
Grab membandingkan kinerja keselamatannya dengan standar minimum kualitas layanan yang ditetapkan regulator transportasi darat Singapura untuk industri taksi.
Layanan ride-hailing Grab di seluruh Asia Tenggara lebih aman daripada standar taksi. “Dengan Safety Center atau pusat keselamatan yang baru di dalam aplikasi,
semua penumpang yang mengendarai Grab sekarang dapat mengakses beberapa fitur keselamatan dalam satu ketukan.
Sebelumnya, fitur keselamatan yang memungkinkan pengguna untuk membagikan detail perjalanan mereka dengan orang yang terdekat,
meminta bantuan darurat, dan melaporkan masalah keselamatan terletak secara terpisah di dalam aplikasi.
Sekarang, ketiga fitur ini berada di Pusat Keselamatan, membuatnya jauh lebih mudah diakses oleh para pengguna,” tutupnya. (rba)