DENPASAR – Isu mundurnya Bali sebagai salah satu tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun depan, sudah disanggah Gubernur Bali I Wayan Koster yang disampaikan langsung Kadisdikpora Bali I Ketut Ngurah Boy Jaya WIbawa.
Sabtu lalu bahkan terjadi pertemuan antara Manajemen Bali United, Gubernur Bali serta Dispora Bali, dan perwakilan Kementerian PUPR yang diwakili oleh Kepala BBPJN VIII Surabaya I Ketut Darmawahana.
Terkait informasi Bali batal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 juga masih belum jelas. Apa ada kesalahan komunikasi antara Pengelola Stadion Kapten I Wayan Dipta yang dalam hal ini adalah Bali United, Pemprov Bali, atau PSSI.
Ketiga pihak ini masih belum tegas dalam menentukan sikap. Terlebih Pemprov Bali yang terkesan ogah-ogahan.
Masalah lainnya, Stadion Utama Riau yang sebelumnya tidak masuk dalam 10 stadion yang diajukan PSSI ke FIFA, justru disidak oleh Iwan Bule dan Ratu Tisha.
Apakah ada “kepentingan” lain dibalik merapatnya PSSI ke Riau? Ketua Asprov Bali Ketut Suardana tidak tahu mengenai kunjungan tersebut.
Yang dia tahu adalah, Riau tidak masuk dalam 10 stadion yang diusulkan oleh PSSI. “Itu urusan beliau (Iwan Bule).
FIFA sudah inspeksi ke Bali tahun lalu. Bahkan Presiden FIFA (Gianni Infantino) mengatakan sampai jumpa di Bali,” ucap pria asal Ubud tersebut.
Meskipun ada rasa optimis dari Asprov PSSI Bali, tetapi Suardana mengatakan jika ada baiknya pemangku kepentingan
seperti Pemprov Bali bergerak cepat untuk melakukan pembenahan dari berbagai sisi seperti lapangan pendukung.
Yang bisa dikatakan layak hanya Lapangan Gelora Samudera Kuta dan Lapangan Banteng Seminyak.
“Masih banyak yang harus dipermak. Sekarang kami dari Asprov PSSI berharap kepada yang memiliki otoritas (pemerintah)
bisa bekerja secepatnya. Suksesnya perhelatan Piala Dunia-U-20 ini tergantung dari kesiapan fasilitas,” tutupnya.