NEGARA – Babi yang dipotong jelang Hari Raya Galungan dipastikan sehat dan aman dikonsumsi.
Kepastian tersebut berdasar hasil dari pemeriksaan tim kesehatan hewan dan Veteriner dari Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, sebelum babi dipotong dan setelah babi dipotong.
Kepala Bidang Keswan Kesmavet pada Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana I Wayan Widarsa mengatakan, pemeriksaan kesehatan yang dilakukan tim kesehatan hewan dan veteriner menyebar di lima kecamatan di Jembrana.
Total sebanyak 33 titik lokasi pemotongan yang dipantau untuk memastikan babi sehat dan layak dikonsumsi. “Tim sudah turun untuk pemeriksaan,” jelasnya.
Pemeriksaan babi dilaksanakan sejak Sabtu (15/2) hingga Senin (17/2) kemarin. Pemeriksaan dilakukan baik sebelum dipotong atau hewan masih hidup maupun setelah hewan sudah dipotong.
Tim yang melibatkan belasan dokter hewan dan paramedis ini diturunkan guna memastikan kesehatan hewan yang akan dikonsumsi pada hari raya.
“Saat penampahan juga kita cek setelah dipotong. Semua organ dicek dan hasilnya semua aman dikonsumsi,” tegasnya.
Babi yang dipotong pada saat penampahan kemarin di 33 titik lokasi pemotongan, rata-rata beratnya antara 80-100 kilogram per ekor.
Setiap titik lokasi pemotongan rata-rata sebanyak 4 ekor babi yang dipotong baik di rumah potong hewan maupun pemotongan oleh warga.
Diprediksi masih banyak lagi babi yang dipotong, sehingga sekitar 400 ekor babi yang dipotong pada saat penampahan.
Meski jumlah babi yang dipotong cukup banyak, populasi babi di Jembrana masih banyak karena saat ini terdata sebanyak 1000 ekor lebih babi di Jembrana, sehingga meski ada pemotongan saat galungan populasi masih aman.
Dari segi harga, jelang hari raya masih tergolong stabil. Berdasar pemantauan yang dilakukan, harga Babi hidup antara Rp 25.000 – Rp 27.000 per kilogram.
Sedangkan untuk daging per kilogramnya antara Rp 60.000 – Rp 65.000. Harga babi tidak terpengaruh dengan isu merebaknya virus babi.