SINGARAJA– Seribuan keluarga penerima Program Keluarga Harapan (PKH) mengundurkan diri.
Para keluarga penerima PKH itu memilih mengundurkan diri, karena sudah mampu. Praktis karena mengundurkan diri, pada tahun 2020 ini, mereka tak mendapat bantuan lagi.
Tercatat ada 1.659 keluarga yang memilih mengundurkan diri.
Mereka dianggap sudah mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mereka juga sudah keluar dari kategori keluarga miskin maupun rentan miskin.
Setelah bertahun-tahun menerima bantuan, keluarga yang memutuskan keluar dari PKH, memilih melakukan wirausaha. Baik itu sebagai pendapatan utama maupun tambahan pendapatan keluarga. Ada yang membuka toko kelontong, ada pula yang menggeluti usaha ternak.
Seperti di Desa Lokapaksa. IGA Supiani, salah seorang penerima PKH memilih mengundurkan diri secara sukarela.
Ia sempat menjadi penerima PKH selama setahun, gara-gara keluarganya jatuh miskin. Supiani pun berusaha membuka warung, sehingga pendapatan keluarga relatif stabil.
“Jual sembako sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan di rumah. Kadang-kadang juga garap banten kalau ada pesanan. Sekarang sudah bisa mandiri. Makanya saya mundur dari PKH,” kata Supiani.
Sementara itu Wakil Bupati Buleleng dr. Nyoman Sutjidra mengatakan, tingginya jumlah warga yang mundur dari program PKH, menunjukkan bahwa program sudah berjalan pada jalur yang benar.
Ia juga berharap warga penerima PKH yang selama ini sudah mampu, memundurkan diri secara mandiri.
Lebih lanjut Sutjidra mengatakan, pada tahun 2020 ini, ada 24.258 keluarga yang menerima PKH.
Mereka akan menerima bantuan berkala dari pemerintah, yang meliputi biaya pendidikan, jaminan kesehatan, bantuan pangan non tunai, hunian sederhana, hingga usaha ekonomi produktif.
“PKH itu programnya sangat lengkap. Pendidikan dijamin, kalau sakit ada jaminan kesehatannya, sampai program pemberdayaan itu ada. Jadi keluarga penerima itu akan didampingi terus, sampai mereka benar-benar berdaya dan mampu bebas dari kondisi miskin,” tukas Sutjidra.