AMLAPURA – Saat umat Hindu di desa lainnya di Karangasem Bali melaksanakan persembahyangan dengan khusyuk, umat Hindu di Desa Bhuana Giri, Babendem malah dilanda banjir.
Banjir yang terjadi tepat saat perayaan Galungan kemarin (19/2) berlangsung cukup besar, bahkan sempat memutus sebuah jembatan di desa tersebut.
Kondisi ini jelas sangat menganggu warga yang tengah melaksanakan upacara Galungan. Warga yang akan sembahyang ke Pura Penataran Agung, Nangka, Bhuana Giri, Bebandem kesulitan.
Lantaran akses menuju ke pura rusak parah. Warga luar yang akan sembahyang ke pura tersebut terganggu bgitu juga warga Nangka.
Jalan yang putus tersebut sampai saat ini belum ada penanganan oleh petugas. Warga sendiri sudah pasrah. Karena berkali kali kawasan tersebut diterjang banjir dari Gunung Agung.
Maklum sungai tersebut berhulu di Gunung Agung. Sehingga saat banjir juga disertai dengan material lumpur eks erupsi Gunung Agung.
Usulan jembatan sendiri sudah di sampaikan warga sejak tahun 2019. Saat itu banjir hampir menerjang LPD Desa setempat dan juga SMPN 3 Babandem yang ada di bantaran sungai.
Sebelumnya banjir juga sempat menghanyutkan tembok sekolah SMPN 3 Babandem dan beberapa tiang listrik. Saat itu kondisinya memang belum parah namun demikian warga sudah khawatir.
Warga sendiri berharap jalan tersebut bisa segera dilakukan perbaikan. Terlebih lagi kawasan itu merupakan jalan aktifitas galian C sehingga kalau ini terganggu juga bisa membuat PAD makin terpuruk.
“Kami berharap ada perhatian dari pemerintah,” ujar Arsana salah satu warga setempat. Kawasan ini sendiri sempat disidak Ketua DPRD Karangasem I Gede Dana dan Wakil Ketua DPRD Karangasem I Nengah Sumardi serta Wakil Bupati Karangasem I Wayan Artha Dipa.
Saat itu Gde Dana berharap agar segera ada penanganan sehingga tidak sampai mengganggu aktiitas warga.
Sementara itu, untuk pembagunan jembatan sendiri sudah diusulkan. Bahkan untuk di Dusun Butus, Bhuana Gii bisa terealisasi tahun ini. bahkan PUPR sudah merancang soal jembatan tersebut.
Kadis PUPR Karangasem Nyoman Sutirtayasa mengakui kalau pembangunan jembatan di Butus menjadi skala prioritas.
“Ya ini menjadi perhatian kita sebagai prioritas,”ujar Kadis PUPR Karangasem I Nyoman Sutirtayasa. Karena merupakan akses satu satunya jalan.
Di antaranya untuk anak anak sekolah, galian C dan juga warga yang akan sembahyang ke Pura Nangka.
Untuk pembangunan jembatan diperkirakan menghabiskan Rp 5 miliar. Untuk konstruksi jembatan berupa beton. “Ini sudah di sesuaikan dengan kondisi lapangan,” tambahnya.
Bentang jembatan sendiri nantinya mncapai 30 meter. Sementara di samping kiri dan kanan jembatan dibagun sayap untuk mengarahkan aliran air agar tidak meluap.
Jembatan ini juga nanti akan ada dam pengendali. Kadus Butus I Gede Ngurah Sudarmana mengatakan, banjir seperti ini kerap terjadi.
Bahkan selalu terjadi saat musim hujan. Sehingga pembaguna jembatan merupakan solusinya. Kalau terjadi banjir aktifitas warga akan terganggu.
Truk galian C saja tidak akan bisa melintas jika terjadi banjir. “Ini akses utama truk galian C, anak anak sekolah dan aktifitas lainnya termasuk warga yang akan medek ke Pura Nangka,” ujarnya.