TABANAN – Akibat penyakit rematik yang diderita tak kunjung sembuh, seorang kakek berusia 74 tahun bernama I Made Widi akhirnya memilih mengakhiri hidupnya dengan cara tragis.
Warga Banjar Puncak Sari, Desa Mundeh Kauh, Selemadeg Barat (Selbar), ditemukan tewas gantung diri di dahan kakao miliknya, kemarin (26/2).
Peristiwa itu bermula pada Selasa (25/2) lalu sekitar pukul 13.00 siang hari, korban I Made Widi berpamitan kepada anaknya I Made Wiana, 48, untuk pergi ke kebunnya yang berjarak sekitar 200 meter di barat rumah.
Korban pamitan untuk mencari buah durian. Namun hingga pukul 17.00 sore hari, korban tak kunjung pulang.
Saat itu anak korban berpikiran bahwa ayahnya menginap di rumah anak perempuannya Ni Nyoman Artina yang tinggal di Banjar Dinas Kedewatan, desa Mundeh Kauh, Selemadeg Barat.
Apalagi, ayahnya kerap menginap di rumah Artina. Karena itu anak korban tidak melakukan pencarian.
“Rabu pagi, sebelum anak korban berangkat ke kebun, sempat menghubungi saudara perempuanya menanyakan bapaknya itu,
dan dijawab oleh saudara perempuannya ini bahwa bapaknya tidak menginap di rumahnya,” kata Kapolsek Selemadeg Barat AKP I Made Sugita.
I Made Wiana kemudian berangkat menuju kebun untuk mencari korban. Betapa kegetnya Wiana ketika sampai di kebun miliknya itu,
bapaknya tersebut ditemukan sudah dalam kondisi tergantung di dahan pohon kakao setinggi tiga meter dengan menggunakan tali plastik warna hijau.
“Anaknya langsung teriak histeris dan warga mulai berdatangan ke lokasi kejadian. Kemudian ada laporan kepada kami,” bebernya.
Mendapati laporan tersebut, aparat kepolisian Selemadeg Barat bersama tim medis dari Puskesmas langsung turun ke lokasi untuk melakukan pengecekan.
Tubuh korban yang sehari-hari berprofesi sebagai petani itu sudah diturunkan dan dibawa ke rumah korban selanjutnya dibersihkan oleh keluarga korban.
“Dari hasil olah TKP diduga korban naik ke atas pohon tersebut dengan menggunakan tangga yang terbuat dari bambu,” imbuhnya.
Dia menambahkan, gantung diri yang dilakukan korban ini diduga akibat depresi lantaran penyakit rematik yang sudah lama derita tak kunjung sembuh.