RadarBali.com – Aktivitas vulkanik di dalam perut Gunung Agung kembali meningkat. Hal itu ditandai dengan kembali munculnya asap putih, Sabtu (7/10) malam pukul 20.30.
Dibanding dua pekan sebelumnya, ketinggian asap putih kali ini paling tinggi, yakni setinggi 1.500. Sebelumnya muncul asap putih dengan ketinggian 50 – 200 meter.
“Asap putih yang muncul itu tanda di dalam perut Gunung Agung terus bergolak,” ungkap Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani saat dikonfirmasi Jawa Pos Radar Bali.
Dijelaskan Kasbani, kemunculan asap putih setinggi 1.500 meter tersebut sejatinya hal biasa. Sebab, gunungapi dengan status Awas (level IV) mengalami pemanasan di bawah permukaan kawah.
Pemanasan tersebut memunculkan berbagai asap vulkanik yang berusaha menerobos ke atas. Ibarat orang memasak, suhu di bawah yang panas mengeluarkan asap (uap) ke udara.
“Jadi biasa dan lumrah, gunung status Awas mengeluarkan asap vulkanik,” beber pria asal Banyuwangi, Jawa Timur, itu.
Walau begitu, Kasbani menegaskan, Gunung Agung belum dinyatakan erupsi. Gunung disebut erupsi jika sudah terjadi letusan.
Sementara hingga Sabtu malam, belum terpantau tanda letusan. “Seharian kan hujan, gunungnya baru terlihat jelas malam.
Bisa saja sudah keluar asap sebelumnya, tapi karena terhalang mendung dan hujan jadi tidak kelihatan,” tukasnya.
Keluarnya asap putih itu diakui salah satu warga di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III di Desa Kubu, Karangasem.
Komang Yasa mengaku melihat asap putih tersebut. Namun, suasana di lereng masih tenang. “Belum ada gempa kuat atau suara gemuruh. Masih aman,” ujarnya.