26.5 C
Jakarta
21 November 2024, 0:37 AM WIB

Antisipasi! Kodim Siapkan Satu Peleton Prajurit Untuk Bunyikan Sirine

RadarBali.com – Alarm tanda bahaya memang sudah dipasang di beberapa titik di Karangasem. Hanya saja kerja alarm tersebut masih manual dan membutuhkan personil yang harus mengidupkan tombolnya jika terjadi erupsi.

Siapa yang bertanggung jawab untuk itu? Tugas ini nampaknya akan di bebankan ke Prajurit TNI dri Kodim Karangasem.

Bahkan, Kodim 1623 Karangasem siap mengemban tanggung jawab besar tersebut. Di mana TNI sudah menyiapkan 30 personilnya atau satu peleton pasukan untuk bersiaga.

Mereka ini akan bertugas memencet tompol pada sirine tanda bahaya agar berbunyi jika sudah ada laporan dari pihak berwenang kalau Gunung Agung erupsi.

 “Kami dari Kodim telah menyiapkan personil untuk bertugas membunyikan sirena bahaya tersebut,” ujar Pasi Pers Kodim Karangasem Kapten Inf Ketut Jaya Antara kemarin.

 Masing masing alarm nantinya akan di jaga enam prajurit yang akan membunyikan tombol jika sudah waktunya.

Para prajurit tersebut didominasi anggota Babinsa.  Dan mereka ini akan menjadi orang terakhir yang akan meninggalkan medan laga jika terjadi erupsi. 

Personil yang bertugas juga telah diberikan pembekalan. Karena tugas tersebut sangat beresiko. Kodim Karangasem sendiri telah menyiapkan strategi untuk menyelematkan personilnya yang bertugas menghidupkan tombol bahaya tersebut.

Mereka diberikan pembekalan khusus terutama menganai jalur escape atau penyelematan yang harus ditempuh agar cepat dan aman.

Lima titik penempatan sirena tersebut sudah dibuatkan peta dan jalur evakuasi yang bisa dilalui prajurit yang bertugas memencet tombol tersebut.

Mereka  wajib mengikuti prosudur yang sudah digariskan. Dengan dasar keprajuritan yang sudah dimiliki diharapkan petugas juga tidak ikut panik jika terjadi erupsi Gunung Agung. 

Sirine sendiri dipasang di wilayah yang relative aman sekalipun ada di zona merah. “Kapan alarm harus di nyalanan akan ada perintah khusus dari petugas pemantau Gunung Agung,” ujar Jaya Antara.

 Salah satu petugas tersebut adalah Serma Made Padang. Dia dan lima koleganya mendapat tugas di Desa Ababi, Abang, yang masuk KRB III.

Tim ini akan bertugas dan bertanggung jawab terhadap serine yang dipasang di Markas Koramil Abang.  “Tinggal pencet, sirena akan menyala,” ujarnya.

 Sekalipun Serma Made Padang sudah siap, namun belum tentu dia yang bertugas mengeksekusi sirene tersebut.

Karena untuk setiap serine akan dijaga 24 jam olah Prajurit TNI dengan menggunakan sistem shift. Akan dibagi menjadi tiga ship dengan masing masing ship 2 personil selama 24 jam.

 “Kalau memang harus dinyalakan kami berharap alat tersebut bisa berfungsi dengan baik,” harapnya. 

RadarBali.com – Alarm tanda bahaya memang sudah dipasang di beberapa titik di Karangasem. Hanya saja kerja alarm tersebut masih manual dan membutuhkan personil yang harus mengidupkan tombolnya jika terjadi erupsi.

Siapa yang bertanggung jawab untuk itu? Tugas ini nampaknya akan di bebankan ke Prajurit TNI dri Kodim Karangasem.

Bahkan, Kodim 1623 Karangasem siap mengemban tanggung jawab besar tersebut. Di mana TNI sudah menyiapkan 30 personilnya atau satu peleton pasukan untuk bersiaga.

Mereka ini akan bertugas memencet tompol pada sirine tanda bahaya agar berbunyi jika sudah ada laporan dari pihak berwenang kalau Gunung Agung erupsi.

 “Kami dari Kodim telah menyiapkan personil untuk bertugas membunyikan sirena bahaya tersebut,” ujar Pasi Pers Kodim Karangasem Kapten Inf Ketut Jaya Antara kemarin.

 Masing masing alarm nantinya akan di jaga enam prajurit yang akan membunyikan tombol jika sudah waktunya.

Para prajurit tersebut didominasi anggota Babinsa.  Dan mereka ini akan menjadi orang terakhir yang akan meninggalkan medan laga jika terjadi erupsi. 

Personil yang bertugas juga telah diberikan pembekalan. Karena tugas tersebut sangat beresiko. Kodim Karangasem sendiri telah menyiapkan strategi untuk menyelematkan personilnya yang bertugas menghidupkan tombol bahaya tersebut.

Mereka diberikan pembekalan khusus terutama menganai jalur escape atau penyelematan yang harus ditempuh agar cepat dan aman.

Lima titik penempatan sirena tersebut sudah dibuatkan peta dan jalur evakuasi yang bisa dilalui prajurit yang bertugas memencet tombol tersebut.

Mereka  wajib mengikuti prosudur yang sudah digariskan. Dengan dasar keprajuritan yang sudah dimiliki diharapkan petugas juga tidak ikut panik jika terjadi erupsi Gunung Agung. 

Sirine sendiri dipasang di wilayah yang relative aman sekalipun ada di zona merah. “Kapan alarm harus di nyalanan akan ada perintah khusus dari petugas pemantau Gunung Agung,” ujar Jaya Antara.

 Salah satu petugas tersebut adalah Serma Made Padang. Dia dan lima koleganya mendapat tugas di Desa Ababi, Abang, yang masuk KRB III.

Tim ini akan bertugas dan bertanggung jawab terhadap serine yang dipasang di Markas Koramil Abang.  “Tinggal pencet, sirena akan menyala,” ujarnya.

 Sekalipun Serma Made Padang sudah siap, namun belum tentu dia yang bertugas mengeksekusi sirene tersebut.

Karena untuk setiap serine akan dijaga 24 jam olah Prajurit TNI dengan menggunakan sistem shift. Akan dibagi menjadi tiga ship dengan masing masing ship 2 personil selama 24 jam.

 “Kalau memang harus dinyalakan kami berharap alat tersebut bisa berfungsi dengan baik,” harapnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/