SINGARAJA – Industri pariwisata Bali terancam dengan mewabahnya virus corona. Salah satu yang kena dampak adalah turunnya kunjungan wisatawan dari sektor kapal pesiar.
Pelabuhan Celukan Bawang, Gerokgak, Buleleng, misalnya, hampir setiap tahunnya menerima kunjungan kapal pesiar.
Namun, sejak virus corona menyebar ke seluruh penjuru dunia, membuat sejumlah perusahaan kapal pesiar membatalkan perjalanan kunjungan wisata ke Bali.
Khusus di Pelabuhan Celukan Bawang, ada tiga kapal cruise yang batal berlabuh. Di antaranya kapal pesiar wisata MS Seabourn Encore berbendera Bahama/Nasau, kapal pesiar Crystal Serenity dan kapal pesiar Wind Spirit.
Ketiga kapal pesiar itu rencananya datang di bulan Maret dan April ini. Tiga kapal pesiar tersebut sudah terjadwal booking setahun yang lalu.
Namun, seiring merebaknya virus corona, ketiga kapal pesiar itu mendadak membatalkan kunjungannya ke Bali.
General Manager Pelindo III Celukan Bawang Rio Dwi Santoso mengatakan, tahun ini Pelabuhan Celukan Bawang rencananya ada delapan kapal pesiar yang sudah confirm untuk datang.
Meski sudah ada kapal pesiar yang konfirmasi untuk datang ke Celukan Bawang, akan tetapi pihaknya belum bisa memastikan fix atau tidak.
Pasalnya, yang menentukan datang adalah perusahaan kapal pesiar itu sendiri. Terkait penundaan kedatangan ketiga kapal pesiar itu, pihaknya sudah mengabarkan kepada agen-agen travel perjalanan wisata Buleleng.
“Kalau kami kalkulasi ketiga kapal pesiar mengangkut masing-masing 1.500 penumpang. Berarti ada sekitar 4.500 ribu wisata yang batal ke Bali,” terang Rio.
Rio mengaku tidak hanya Pelindo III Celukan Bawang mengalami pembatalan kedatangan kapal pesiar, tapi juga Pelabuhan Benoa Denpasar dan Pelabuhan Girimas, Lombok NTB.
Dia juga menyinggung terkait kesiapan otoritas Pelabuhan Celukan Bawang terkait standar kesehatan antisipasi virus corona.
Standar tetap sesuai dengan SOP, termasuk petunjuk dari Kemenetrian Kesehatan dan Pelindo sendiri. Terutama standar yang diberlakukan terhadap kapal-kapal yang datang dari luar negeri.
“Kami siap menjalankan instruksi antisipasi virus corona bersama Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) sebagai ujung tombaknya.
Jika ada kapal yang berlabuh, petugas kesehatan KKP melakukan checking ke kapal, mengecek kondisi kesehatan penumpang. Kalau sudah dinyatakan clear baru boleh merapat,” tandasnya.