32.7 C
Jakarta
22 November 2024, 16:17 PM WIB

Netizen Sindir PAD Bali Besar tapi Tak Punya Laboratorium Corona

DENPASAR – Kecewa. Begitulah ungkapan sebagian besar netizen terkait Provinsi Bali tak punya alat dan laboratorium untuk uji Corona.

“Waduh parah banget nggak punya,” tulis Emi Ferliana. “Haaa mekite kedek ningeh (ingin ketawa mendengarnya),” juga tulis Nyoman Suarsana.

Ada juga yang menyingung terkait dengan PAD Bali yang besar. “PAD gede, masak nggak bisa beli alat begituan,” tulis Yuli dan masih banyak lagi lainnya.

Berdasar penelusuran radarbali.id, alat untuk deteksi di Indonesia sejatinya sudah ada. Bahkan dimiliki sejumlah perguruan tinggi dan swasta.

Nama alat tersebut yakni Polymerase Chain Reaction atau PCR dan sequencing. PCR berfungsi untuk melihat apakah keluarga dari virus corona terdapat di dalam tubuh pasien.

Sedangkan sequencing untuk memastikan apakah virus itu merupakan virus corona atau bukan. Untuk dugaan kasus di Bali, sampel pasien harus dikirim ke Jakarta.

Waktunya yang dibutuhkan untuk mengetahui hasilnya sekitar 2 hari. Sejatinya, jika Bali memiliki alat tersebut, cukup 4-5 jam sudah dapat hasilnya. Tak perlu menunggu 2 hari.

Hal ini sama seperti uji lab untuk kasus ASF atau kematian pada Babi yang ramai belakangan ini. Untuk menguji, Bali harus mengirim ke Medan.

Netizien pun berharap dengan adanya persoalan seperti ini, dunia kesehatan di Bali dapat lebih maju. Terlebih seperti kasus ASF yang terjadi setiap tahunnya.

“Semoga ini menjadi pengalaman untuk kedepannya, Bali menjadi lebih baik,” tulis Ketut Surya.

Di sisi lain, Pemerintah Bali melalui Kepala Dinas Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya justru mengatakan Bali sudah siaga dalam menghadapi virus Corona.

Itu dibuktikan karena RSUP Sanglah, RSUD Sanjiwani dan RSUD Tabanan sudah memiliki sistem mitigasi (pengurangan resiko) berstandar WHO.

Yakni berupa ruang isolasi untuk tempat tidur untuk para pasien yang diduga terjangkit Corona. Total dari 3 rumah sakit itu, ruang isolasi ada 7 ruang isolasi dengan 35 tempat tidur.

DENPASAR – Kecewa. Begitulah ungkapan sebagian besar netizen terkait Provinsi Bali tak punya alat dan laboratorium untuk uji Corona.

“Waduh parah banget nggak punya,” tulis Emi Ferliana. “Haaa mekite kedek ningeh (ingin ketawa mendengarnya),” juga tulis Nyoman Suarsana.

Ada juga yang menyingung terkait dengan PAD Bali yang besar. “PAD gede, masak nggak bisa beli alat begituan,” tulis Yuli dan masih banyak lagi lainnya.

Berdasar penelusuran radarbali.id, alat untuk deteksi di Indonesia sejatinya sudah ada. Bahkan dimiliki sejumlah perguruan tinggi dan swasta.

Nama alat tersebut yakni Polymerase Chain Reaction atau PCR dan sequencing. PCR berfungsi untuk melihat apakah keluarga dari virus corona terdapat di dalam tubuh pasien.

Sedangkan sequencing untuk memastikan apakah virus itu merupakan virus corona atau bukan. Untuk dugaan kasus di Bali, sampel pasien harus dikirim ke Jakarta.

Waktunya yang dibutuhkan untuk mengetahui hasilnya sekitar 2 hari. Sejatinya, jika Bali memiliki alat tersebut, cukup 4-5 jam sudah dapat hasilnya. Tak perlu menunggu 2 hari.

Hal ini sama seperti uji lab untuk kasus ASF atau kematian pada Babi yang ramai belakangan ini. Untuk menguji, Bali harus mengirim ke Medan.

Netizien pun berharap dengan adanya persoalan seperti ini, dunia kesehatan di Bali dapat lebih maju. Terlebih seperti kasus ASF yang terjadi setiap tahunnya.

“Semoga ini menjadi pengalaman untuk kedepannya, Bali menjadi lebih baik,” tulis Ketut Surya.

Di sisi lain, Pemerintah Bali melalui Kepala Dinas Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya justru mengatakan Bali sudah siaga dalam menghadapi virus Corona.

Itu dibuktikan karena RSUP Sanglah, RSUD Sanjiwani dan RSUD Tabanan sudah memiliki sistem mitigasi (pengurangan resiko) berstandar WHO.

Yakni berupa ruang isolasi untuk tempat tidur untuk para pasien yang diduga terjangkit Corona. Total dari 3 rumah sakit itu, ruang isolasi ada 7 ruang isolasi dengan 35 tempat tidur.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/