33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 14:33 PM WIB

Dampak Corona Mulai Terasa, Kunjungan Turis di Buleleng Turun Drastis

SINGARAJA – Tingkat kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Kabupaten Buleleng, mengalami penurunan secara drastis.

Para pengusaha yang bergelut di usaha hotel, restoran, serta villa, mulai merasakan dampak akibat pandemi global yang dipicu virus corona covid-19.

Dinas Pariwisata Buleleng mencatat, sepanjang Februari lalu, angka kunjungan wisatawan turun hingga 39,4 persen.

Padahal pada tahun-tahun sebelumnya, pada bulan Februari mulai menunjukkan trend peningkatan kunjungan.

Pada Januari 2020 lalu, sebenarnya tingkat kunjungan wisman naik sebesat 1,8 persen. Pada Januari 2019 angka kunjungan wisman tercatat sebesar 60.612 orang.

Sementara pada Januari 2020, tingkat kunjungan naik menjadi 61.736 wisman. Sedangkan pada Februari 2020, angka kunjungan wisman hanya 43.281 orang.

Padahal pada Februari 2019 lalu, angka kunjungan wisman menyentuh angka 71.517 orang.

“Ini memang jadi isu global. Sehingga ada penurunan angka kunjungan sebesar 40 persen. Ini baru angka kunjungan ke objek wisata saja,” kata Kabid Pemasaran Dispar Buleleng I Nyoman Gede Gunawan.

Penurunan kunjungan wisatawan itu juga memukul pengusaha hotel dan restoran. Sejak Januari hingga Februari 2020, ada 1.460 kamar yang dibatalkan pemesanannya.

“Kalau ditotal dengan villa dan home stay, itu bisa sampai angka 1.600 kamar,” imbuhnya.

Mengantisipasi merosotnya industri pariwisata, Gunawan mengatakan Dispar sudah mengambil langkah-langkah antisipasi.

Salah satunya dengan mengubah pangsa pasar. Pariwisata Buleleng yang selama ini bergantung pada wisatawan Eropa, akan beralih ke negara lain.

“Promosi online terus kami gencarkan. Kami juga makin serius menggarap pasar wisatawan domestik. Karena sampai saat ini wisman Eropa juga menunda kunjungan,

sampai dianggap aman. Sebab di Eropa juga kan ditemukan virus ini. Seperti di Italia, Prancis, Jerman, dan Spanyol,” kata Gunawan.

Sementara itu Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Buleleng Dewa Ketut Suardipa mengaku kini tingkat kunjungan wisatawan merosot.

Kini pengusaha hotel bahkan menurunkan harga hingga separonya, dengan harapan bisa meningkatkan hunian kamar.

Tadinya pada bulan Januari tingkat hunian kamar di beberapa hotel bisa mencapai 80 persen. Bila dirata-ratakan di seluruh Buleleng, tingkat hunian lebih dari 50 persen.

Namun, sepanjang Februari 2019, tingkat hunian tak lebih dari 39 persen. “Teman-teman pengusaha sudah menurunkan harga antara 30-50 persen.

Meski harganya turun, pelayanannya tetap maksimal. Kami juga terus berupaya menyampaikan informasi seakurat mungkin pada wisatawan terkait kondisi terkini di Buleleng,” kata Suardipa. 

SINGARAJA – Tingkat kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Kabupaten Buleleng, mengalami penurunan secara drastis.

Para pengusaha yang bergelut di usaha hotel, restoran, serta villa, mulai merasakan dampak akibat pandemi global yang dipicu virus corona covid-19.

Dinas Pariwisata Buleleng mencatat, sepanjang Februari lalu, angka kunjungan wisatawan turun hingga 39,4 persen.

Padahal pada tahun-tahun sebelumnya, pada bulan Februari mulai menunjukkan trend peningkatan kunjungan.

Pada Januari 2020 lalu, sebenarnya tingkat kunjungan wisman naik sebesat 1,8 persen. Pada Januari 2019 angka kunjungan wisman tercatat sebesar 60.612 orang.

Sementara pada Januari 2020, tingkat kunjungan naik menjadi 61.736 wisman. Sedangkan pada Februari 2020, angka kunjungan wisman hanya 43.281 orang.

Padahal pada Februari 2019 lalu, angka kunjungan wisman menyentuh angka 71.517 orang.

“Ini memang jadi isu global. Sehingga ada penurunan angka kunjungan sebesar 40 persen. Ini baru angka kunjungan ke objek wisata saja,” kata Kabid Pemasaran Dispar Buleleng I Nyoman Gede Gunawan.

Penurunan kunjungan wisatawan itu juga memukul pengusaha hotel dan restoran. Sejak Januari hingga Februari 2020, ada 1.460 kamar yang dibatalkan pemesanannya.

“Kalau ditotal dengan villa dan home stay, itu bisa sampai angka 1.600 kamar,” imbuhnya.

Mengantisipasi merosotnya industri pariwisata, Gunawan mengatakan Dispar sudah mengambil langkah-langkah antisipasi.

Salah satunya dengan mengubah pangsa pasar. Pariwisata Buleleng yang selama ini bergantung pada wisatawan Eropa, akan beralih ke negara lain.

“Promosi online terus kami gencarkan. Kami juga makin serius menggarap pasar wisatawan domestik. Karena sampai saat ini wisman Eropa juga menunda kunjungan,

sampai dianggap aman. Sebab di Eropa juga kan ditemukan virus ini. Seperti di Italia, Prancis, Jerman, dan Spanyol,” kata Gunawan.

Sementara itu Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Buleleng Dewa Ketut Suardipa mengaku kini tingkat kunjungan wisatawan merosot.

Kini pengusaha hotel bahkan menurunkan harga hingga separonya, dengan harapan bisa meningkatkan hunian kamar.

Tadinya pada bulan Januari tingkat hunian kamar di beberapa hotel bisa mencapai 80 persen. Bila dirata-ratakan di seluruh Buleleng, tingkat hunian lebih dari 50 persen.

Namun, sepanjang Februari 2019, tingkat hunian tak lebih dari 39 persen. “Teman-teman pengusaha sudah menurunkan harga antara 30-50 persen.

Meski harganya turun, pelayanannya tetap maksimal. Kami juga terus berupaya menyampaikan informasi seakurat mungkin pada wisatawan terkait kondisi terkini di Buleleng,” kata Suardipa. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/