SEMARAPURA – Atlet silat Komang Yudhi Khrisna Putra mengalami patah tangan kiri saat mengikuti pertandingan Pekan Olahraga dan Seni Pelajar (Porsenijar) Klungkung 2020 di GOR Swecapura Gelgel, Sabtu (7/3).
Akibat cidera yang dialami, Khrisna terpaksa menjalani operasi dan kini sedang menjalani perawatan di RSUD Klungkung.
Menurut penuturan sang paman, Ketut Buda Ana, keponakannya itu mengalami cedera saat pertandingan babak kedua di semi final, Sabtu (7/3).
Saat itu Yudhi Khrisna mendapat serangan dari lawan dan terjatuh dengan tumpuan tangan kiri.
Setelah mendapat penanganan oleh petugas di lapangan, Yudhi Khrisna selanjutnya dirujuk ke RSUD Klungkung sekitar pukul 17.20.
“Dia (Khrisna, Red) tadi sudah masuk semi final dan di babak kedua terjatuh dengan tumpuan tangan kirinya,” terangnya.
Kasubaghumas RSUD Klungkung, I Gusti Putu Widiyasa menjelaskan, akibat patah tulang yang dialami, Khrisna akhirnya haru menjalani tindakan operasi di RSUD Klungkung, Sabtu malam.
“Sekarang sedang di rawat di ruang Apel,” jelas Gusti Putu Widiyasa. Mendapat laporan adanya atlet yang mengalami musibah, Bupati Suwirta langsung menuju RSUD Klungkung.
Bupati melihat lebih dekat kondisi atlet yang duduk di bangku kelas VIII SMPN 1 Banjarangkan itu.
Didampingi sang ibu, Ni Made Darmi dan sejumlah kerabatnya, Yudhi Khrisna nampak terbaring pasca mendapat penanganan awal oleh petugas rumah sakit.
Di kesempatan berbeda, dalam kunjungannya di acara tahunan Porsenijar yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Klungkung di GOR Swecapura,
Minggu (8/3), Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta yang didampingi Wakil Ketua II Porsenijar 2020 sekaligus Kabid Kepemudaan dan Olahraga I Wayan Suarta, merasa sedikit kecewa dengan penyelenggaraan Porsenijar kali ini.
Dia merasa kegiatan ini digelar kurang serius bahkan hanya terkesan formalitas saja. “Tidak ada target yang jelas.
Padahal melalui Porsinijar ini kami mendapat bibit atlet yang nantinya bisa dimanfaatkan di event yang lebih tinggi,” ujarnya.
Terkait dengan antusias para siswa yang ikut berlomba dalam Porsenijar kali ini, orang nomor satu di Kabupaten Klungkung itu sangat mengapresiasi
semangat mereka bertanding walau pun hanya mendapat piagam dan berbanding terbalik dengan antusias para panitia yang terkesan asal-asalan.
Olah raga yang bergengsi seperti basket, sepak bola, futsal dan bola voli dan beberapa cabor yang berpotensi tidak di pertandingkan.
“Selain itu, sarana dan prasarananya juga kurang memadai. Ini harus di evaluasi segera untuk Porsenijar Klungkung 2021,” jelasnya.
Lebih lanjut pihaknya meminta agar para atlet diberikan penghargaan yang sesuai. Jangan hanya diberi piagam seperti yang terjadi saat ini.
“Orang latihan saja perlu biaya. Jangan hanya bisa memanfaatkan hasilnya, prosesnya juga harus rasakan,” terangnya.
Dia juga meminta agar keselamatan atlet dalam bertanding juga diperhatikan. Atlet yang cedera dalam bertanding apalagi sampai
masuk rumah sakit sedikit tidaknya ada yang mempertanggung jawabkan. “Seperti yang terjadi pada atlet pencak silat,” tandasnya.