NEGARA – Dampak merebaknya virus corona membuat sejumlah usaha akomodasi pariwisata Jembrana resah.
Dampak paling terasa adalah usaha perhotelan yang mengalami penurunan drastis hingga 100 persen.
Bahkan pada bulan Maret ini, salah satu hotel sudah ada 100 lebih pesanan kamarnya dibatalkan.
Hal tersebut disampaikan Ketua BPC PHRI Kabupaten Jembrana I Nyoman Suantaya, sekaligus untuk membantah pernyataan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jembrana Nengah Alit.
Nengah Alit sebelumnya mengatakan, virus corona yang memukul sektor pariwisata tidak begitu berpengaruh bagi pariwisata Jembrana.
Menurut Suantaya, saat virus masih mewabah di Wuhan Tiongkok, tidak ada dampak signifikan di Jembrana.
Tetapi setelah virus merebak ke beberapa negara, termasuk Indonesia mulai ada penurunan pesanan hotel.
Biasanya setiap hari ada sekitar 10 pesanan kamar hotel. Dan, sejak bulan Maret ini menurun drastis.
Hanya satu pesanan kamar, bahkan dalam sehari bisa kosong. “Setiap hari menurun drastis booking-an hotel, hanya satu dua, bahkan tidak ada,” terangnya.
Bahkan salah satu hotel, sudah terjadi pembatalan pesanan hingga 100 kamar bulan Maret ini. Padahal di seluruh Jembrana, terdapat sekitar 500 kamar hotel.
Kondisi ini dikhawatirkan terjadi pada semua hotel. “Padahal bulan Februari masih stabil,” imbuhnya.
Menurutnya, sejumlah pengusaha hotel dan vila di wilayah Pekutatan menyanggah pernyataan kepala dinas yang menyebut bahwa virus corona tidak ada dampak terhadap pariwisata di Jembrana.
“Memang awalnya, karena pasar kita umumnya tidak ada market Tiongkok. Karena virus merebak kemana-mana dan tamu
takut bepergian tamu membatalkan pesanan, berdampak juga pada tamu negara lain yang berwisata ke Jembrana,” terangnya.
Namun, hotel yang menyasar pasar domestik tidak terpengaruh drastis dengan virus corona ini.
Dampak yang sangat terasa dialami para pengusaha akomodasi wisata yang menyasar pasar wisatawan asing.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jembrana Nengah Alit mengatakan, merebaknya virus corona tidak begitu berpengaruh bagi pariwisata Jembrana.
Kendati sempat dirasakan pelaku wisata gumi mekepung karena isu global, tapi dampaknya tidak terlalu signifikant.
Hal ini mengingat pasar Jembrana lebih banyak tamu asing dari Eropa. “Tidak signifikan, pariwisata Jembrana masih baik-baik saja.
Tamu yang datang juga masih banyak. Tidak ada penurunan drastis, “ ujar Nengah Alit.