26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 5:48 AM WIB

Corona Merebak, Dinkes Bali Klaim Kebutuhan Alat Pelindung Diri Cukup

DENPASAR – Saat coronavirus desease 2019 (Covid-19) merebak seperti saat ini, alat pelindung diri (APD) bagi tenaga kesehatan menjadi sangat penting.  

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Wayan Widia mengatakan, APD ini memang menjadi masalah di tengah wabah Covid-19.

 Permasalahan ini bukan hanya di Bali semata, melainkan juga di Indonesia dan dunia. “Karena kasus ini kan sudah menyebar di beberapa negara sehingga

APD ini menjadi salah satu yang menjadi kendala kita saat ini. Tapi untuk kita di Provinsi Bali sampai saat ini masih ada,” tutur I Wayan Widia.

Pihaknya mengaku bahwa sampai kemarin masih melakukan kontak dengan Kemenkes RI mengenai pengadaan APD tersebut.

Menurutnya, permintaan Pemprov Bali ke Kemenkes RI juga cukup banyak. Hanya saja ketersediaannya tergantung dari pemerintah pusat.

“Karena bukan kita saja yang diprioritaskan, semua menjadi prioritas sehingga nanti tergantung Kemenkes (penyediannya),” kata dia. 

Di tempat terpisah, Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan (SDK) Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ni Made Metti Utami mengatakan, sampai dengan saat ini kebutuhan APD masih dapat kami tangani karena dapat bantuan dari Kemenkes. 

Disamping diberikan oleh Kemenkes RI, pihaknya juga berupaya memenuhi kebutuhan APD melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Bali.

Sayangnya, Metti enggan merinci berapa jumlah bantuan yang diberikan oleh Kemenkes RI dan yang dibeli dari dana APBD tersebut.

Dijelaskan olehnya, APD ini sudah didistribusikan kepada rumah sakit, terutama yang menjadi rujukan pasien dengan pengawasan Covid-19.

Ada empat rumah sakit di Bali yang dijadikan rujukan, yakni Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tabanan, RSUD Sanjiwani Gianyar dan RSUD Buleleng.

Distribusi APD dilakukan dengan bervariasi.  Namun yang jelas, dalam menangani satu pasien tenaga medis di rumah sakit membutuhkan APD 10 sampai 18 set dalam sehari.

Selain diutamakan untuk rumah sakit yang dijadikan rujukan, pihaknya juga mengaku sudah mengajukan permintaan kebutuhan APD bagi RSUD se-Bali.

Namun, pihaknya juga enggan memberikan data mengenai jumlah APD yang diusulkan. “Kami juga sudah mengajukan permintaan untuk kebutuhan APD di semua RSU Daerah se-Bali,” tuturnya.

DENPASAR – Saat coronavirus desease 2019 (Covid-19) merebak seperti saat ini, alat pelindung diri (APD) bagi tenaga kesehatan menjadi sangat penting.  

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Wayan Widia mengatakan, APD ini memang menjadi masalah di tengah wabah Covid-19.

 Permasalahan ini bukan hanya di Bali semata, melainkan juga di Indonesia dan dunia. “Karena kasus ini kan sudah menyebar di beberapa negara sehingga

APD ini menjadi salah satu yang menjadi kendala kita saat ini. Tapi untuk kita di Provinsi Bali sampai saat ini masih ada,” tutur I Wayan Widia.

Pihaknya mengaku bahwa sampai kemarin masih melakukan kontak dengan Kemenkes RI mengenai pengadaan APD tersebut.

Menurutnya, permintaan Pemprov Bali ke Kemenkes RI juga cukup banyak. Hanya saja ketersediaannya tergantung dari pemerintah pusat.

“Karena bukan kita saja yang diprioritaskan, semua menjadi prioritas sehingga nanti tergantung Kemenkes (penyediannya),” kata dia. 

Di tempat terpisah, Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan (SDK) Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ni Made Metti Utami mengatakan, sampai dengan saat ini kebutuhan APD masih dapat kami tangani karena dapat bantuan dari Kemenkes. 

Disamping diberikan oleh Kemenkes RI, pihaknya juga berupaya memenuhi kebutuhan APD melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Bali.

Sayangnya, Metti enggan merinci berapa jumlah bantuan yang diberikan oleh Kemenkes RI dan yang dibeli dari dana APBD tersebut.

Dijelaskan olehnya, APD ini sudah didistribusikan kepada rumah sakit, terutama yang menjadi rujukan pasien dengan pengawasan Covid-19.

Ada empat rumah sakit di Bali yang dijadikan rujukan, yakni Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tabanan, RSUD Sanjiwani Gianyar dan RSUD Buleleng.

Distribusi APD dilakukan dengan bervariasi.  Namun yang jelas, dalam menangani satu pasien tenaga medis di rumah sakit membutuhkan APD 10 sampai 18 set dalam sehari.

Selain diutamakan untuk rumah sakit yang dijadikan rujukan, pihaknya juga mengaku sudah mengajukan permintaan kebutuhan APD bagi RSUD se-Bali.

Namun, pihaknya juga enggan memberikan data mengenai jumlah APD yang diusulkan. “Kami juga sudah mengajukan permintaan untuk kebutuhan APD di semua RSU Daerah se-Bali,” tuturnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/