29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 10:35 AM WIB

3 Bulan 100 Lebih Pasien DB di Jembrana, Tertinggi Selama 3 Tahun Ini

NEGARA – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jembrana awal tahun ini, merupakan kasus tertinggi sejak tiga tahun terakhir.

Dalam sebulan terdapat peningkatan seratus persen lebih dibandingkan tahun sebelumnya. Bahkan usia termuda kasus demam berdarah adalah seorang balita yang berusia dibawah 1 tahun.

Berdasar data RSU Negara, dalam tiga bulan terakhir terdapat peningkatan drastis jumlah penderita DBD di Jembrana.

Pada bulan Januari sebanyak 38 orang pasien, Februari 73 orang pasien dan hingga 10 Maret  sebanyak 35 orang pasien.

Padahal, dalam tiga tahun terakhir pada bulan yang sama, jumlahnya dalam satu bulan tidak lebih 10 kasus.

Pasien DBD yang mendapat perawatan di RSU Negara, sebagian besar masih anak-anak, bahkan ada bayi berusia kurang dari setahun yang positif DBD.

“Memang ada peningkatan drastis jumlah pasien DBD yang dirawat di RSU Negara,” kata Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Kendali Mutu RSU Negara I Gede Ambara Putra.

Dalam penanganan kasus DBD, lanjutnya, prinsipnya pasien tidak terlambat mendapat penanganan medis. Apabila terlambat mendapat penanganan, maka akan berdampak fatal pada pasien.

“Kalau saja datangnya tidak terlambat pasti sembuh, beberapa pasien yang sudah dirawat dua dan tiga hari sudah bagus. Tinggal cek terakhir,” terangnya.

Sedangkan pasien yang meninggal karena DBD, sudah terlambat mendapat penanganan medis. Dua anak yang meninggal sudah masuk pada grade IV, sehingga dirujuk ke RSUP Sanglah dan nyawanya tidak tertolong. 

NEGARA – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jembrana awal tahun ini, merupakan kasus tertinggi sejak tiga tahun terakhir.

Dalam sebulan terdapat peningkatan seratus persen lebih dibandingkan tahun sebelumnya. Bahkan usia termuda kasus demam berdarah adalah seorang balita yang berusia dibawah 1 tahun.

Berdasar data RSU Negara, dalam tiga bulan terakhir terdapat peningkatan drastis jumlah penderita DBD di Jembrana.

Pada bulan Januari sebanyak 38 orang pasien, Februari 73 orang pasien dan hingga 10 Maret  sebanyak 35 orang pasien.

Padahal, dalam tiga tahun terakhir pada bulan yang sama, jumlahnya dalam satu bulan tidak lebih 10 kasus.

Pasien DBD yang mendapat perawatan di RSU Negara, sebagian besar masih anak-anak, bahkan ada bayi berusia kurang dari setahun yang positif DBD.

“Memang ada peningkatan drastis jumlah pasien DBD yang dirawat di RSU Negara,” kata Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Kendali Mutu RSU Negara I Gede Ambara Putra.

Dalam penanganan kasus DBD, lanjutnya, prinsipnya pasien tidak terlambat mendapat penanganan medis. Apabila terlambat mendapat penanganan, maka akan berdampak fatal pada pasien.

“Kalau saja datangnya tidak terlambat pasti sembuh, beberapa pasien yang sudah dirawat dua dan tiga hari sudah bagus. Tinggal cek terakhir,” terangnya.

Sedangkan pasien yang meninggal karena DBD, sudah terlambat mendapat penanganan medis. Dua anak yang meninggal sudah masuk pada grade IV, sehingga dirujuk ke RSUP Sanglah dan nyawanya tidak tertolong. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/