33.9 C
Jakarta
24 November 2024, 17:05 PM WIB

Tinggi, Angka Kematian Akibat Covid-19 di Bali

DENPASAR – Terungkapnya 3 kasus pasien positif corona Covid – 19 di Bali membeberkan sejumlah fakta menarik.

Salah satunya terkait angka kematian yang berbeda signifikan dengan angka kematian di dunia ataupun  nasional.

Berdasar data kasus Covid-19 per 21 Maret 2020 yang bersumber dari situs www.covid19.go.id dan siaran pers Pemprov Bali menyebut, data secara global, ada 159 negara yang terjangkit.

Jumlahnya yang terkonfirmasi mencapai 244,525 orang. Mereka yang sembuh ada 86,036 persen sedangkan untuk angka kematian mencapai 10,031 atau 41 persen.

Di Indonesia sendiri kini tercatat ada 450 orang positif. Untuk yang sembuh ada 20 orang dan yang meninggal ada 38 orang atau 8,4 persen, beda tipis dengan Italia di angka 8,3 persen per 19 Maret lalu.

Lalu bagaimana dengan di Bali? Data di situs tersebut menyebutkan saat ini yang positif 3 orang dengan jumlah meninggal 2 orang atau 66,6 persen.

Sejumlah pihak menduga, masih ada kasus positif corona di Bali yang belum ditemukan. Namun bisa juga belum diumumkan.

Sementara itu, menurut Pemerintah Provinsi Bali saat ini sudah mengkarantina atau mengisolasi puluhan orang di RSUP Sanglah maupun RS rujukan.

Selain itu juga sudah ada ratusan orang isolasi mandiri. Mereka merupakan warga yang memiliki riwayat kontak langsung dengan 3 yang telah dinyatakan positif.

“Saat ini Tim Dinas Kesehatan terus melakukan pemantauan berkelanjutan kepada orang orang hasil penelusuran tersebut,” kata Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra.

Hal lain yang penting dilakukan adalah mencari dan menemukan virus ini. Maka rapid test dianggap sebagai pilihan stategi yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah.

Kata Dewa Made Indra, rapid test bukan saja menjadi kepentingan masyarakat namun juga menjadi kepentingan Pemerintah Provinsi Bali untuk Satgas dalam penanganan virus corona.

“Tim sedang bekerja terus mencari alat pendukungnya yang berfungsi untuk melakukan rapid test, dan hingga saat ini belum ada di Indonesia,” katanya.

Pihaknya sudah bekerjasama dan berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat baik BNPB dan Kementerian Kesehatan RI, dan sedang berupaya menghubungi dan mencari penyaluran

alat melalui distributor yang menyalurkan alat kesehatan ataupun farmasi dan agen untuk mendapatkan alat tersebut, termasuk pengadaan APD. 

DENPASAR – Terungkapnya 3 kasus pasien positif corona Covid – 19 di Bali membeberkan sejumlah fakta menarik.

Salah satunya terkait angka kematian yang berbeda signifikan dengan angka kematian di dunia ataupun  nasional.

Berdasar data kasus Covid-19 per 21 Maret 2020 yang bersumber dari situs www.covid19.go.id dan siaran pers Pemprov Bali menyebut, data secara global, ada 159 negara yang terjangkit.

Jumlahnya yang terkonfirmasi mencapai 244,525 orang. Mereka yang sembuh ada 86,036 persen sedangkan untuk angka kematian mencapai 10,031 atau 41 persen.

Di Indonesia sendiri kini tercatat ada 450 orang positif. Untuk yang sembuh ada 20 orang dan yang meninggal ada 38 orang atau 8,4 persen, beda tipis dengan Italia di angka 8,3 persen per 19 Maret lalu.

Lalu bagaimana dengan di Bali? Data di situs tersebut menyebutkan saat ini yang positif 3 orang dengan jumlah meninggal 2 orang atau 66,6 persen.

Sejumlah pihak menduga, masih ada kasus positif corona di Bali yang belum ditemukan. Namun bisa juga belum diumumkan.

Sementara itu, menurut Pemerintah Provinsi Bali saat ini sudah mengkarantina atau mengisolasi puluhan orang di RSUP Sanglah maupun RS rujukan.

Selain itu juga sudah ada ratusan orang isolasi mandiri. Mereka merupakan warga yang memiliki riwayat kontak langsung dengan 3 yang telah dinyatakan positif.

“Saat ini Tim Dinas Kesehatan terus melakukan pemantauan berkelanjutan kepada orang orang hasil penelusuran tersebut,” kata Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra.

Hal lain yang penting dilakukan adalah mencari dan menemukan virus ini. Maka rapid test dianggap sebagai pilihan stategi yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah.

Kata Dewa Made Indra, rapid test bukan saja menjadi kepentingan masyarakat namun juga menjadi kepentingan Pemerintah Provinsi Bali untuk Satgas dalam penanganan virus corona.

“Tim sedang bekerja terus mencari alat pendukungnya yang berfungsi untuk melakukan rapid test, dan hingga saat ini belum ada di Indonesia,” katanya.

Pihaknya sudah bekerjasama dan berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat baik BNPB dan Kementerian Kesehatan RI, dan sedang berupaya menghubungi dan mencari penyaluran

alat melalui distributor yang menyalurkan alat kesehatan ataupun farmasi dan agen untuk mendapatkan alat tersebut, termasuk pengadaan APD. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/