Tidak hanya petugas dapur yang berjuang dibalik layar dalam menangani pasien corona virus diseases (Covid-19).
Tapi, juga petugas cleaning servis (CS) atau petugas kebesihan ruangan kamar pasien. Merekalah garda terdepan. Bahkan, merekalah yang paling rentan terpapar virus corona.
JULIADI, Singaraja
ADA enam ruang khusus perawatan yang disiapkan RS Pratama Giri Mas Sangsit, Sawan, Buleleng untuk pasien Covid-19.
Ruangan lainnya dijadikan ruang isolasi bagi pasien yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 yang harus menjalani perawatan karantina di rumah sakit tersebut.
Enam ruangan tersebut setiap hari harus dibersihkan dan sterlilisasi oleh petugas kebesihan ruangan kamar pasien.
Saat membersihkan ruangan tersebut, petugas kebersihan alias cleaning service bekerja sesuai protokol penanganan Covid-19.
Mereka dilengkapi dengan dengan alat pelindung diri (APD) yang sekali pakai. Kemudian penggunaan APD dicek oleh petugas sanitasi rumah sakit sebelum masuk ke ruangan isolasi yang dibersihkan.
Tidak hanya kamar pasien yang dibersihkan cleaning service, tetapi limbah medis pun tak luput mereka bersihkan agar ruangan tetap dalam kondisi streril.
“Kami disini harus dua kali melakukan sterilisasi ruangan pagi sekitar pukul 07.00 dan menjelang sore hari,” aku Luh Giana Hari Santi ditemui usai membersihkan ruangan kamar pasien Covid-19 di RS Pratama Giri Mas.
Diceritakan Giana, sterilisasi ruangan dengan menggunakan cairan disifektan. Mulai dari mengepel lantai ruangan, kamar mandi, pintu, jendela hingga sperai dan sarung batal tempat tidur pasien harus diganti.
Tak sampai disitu, usai dibersihkan barulah petugas sanitasi masuk ke ruangan mengecek benar apakah ruangan kamar pasien sudah dalam kondisi steril.
“Begitu pekerjaan kami setiap harinya dan tak ada libur, kendati bekerja hanya beberapa jam saja,” ungkap perempuan berusia 21 tahun ini.
Giana mengaku pekerjaan sebagai cleaning service di kamar perawatan pasien Covid-19 tentunya ada perasaan khawatir ketika membersihkan ruang kamar pasien.
Karena pekerjaan yang ia geluti rentan tertular Covid-19. “Dulu awalnya khawatir, tapi sekarang sudah tidak lagi,” bebernya.
Jadi, sebelum masuk ke ruangan pasien pastikan dulu sesuai dengan protap APD lengkap. Sebelum masuk ruangan, dia dan rekan cleaning service lainnya di screening terlebih dahulu.
Kemudian APD yang digunakan sekali pakai. “Dan yang rutin kami kerjakan, sebelum membersihkan ruangan kamar pasien Covid-19 wajib berdoa meminta jalan keselamatan pada tuhan,” ucap Giana.
Kendati dia dan cleaning service lainnya bekerja di level paling bawah di rumah sakit, banyak suka dan duka yang ia lalui.
Saat bekerja di kamar pasien Covid-19, pasien ada yang meminta ditemani ngobrol, bercerita bagaimana mereka rindu keluarganya.
“Ya kami sambil membersihkan ruangan sambil mendengar curhatan dan cerita pasien. Karena mereka sendiri di ruangan. Sedikit tidak menghilang rasa bosan dan jenuh mereka di kamar,” ungkapnya.
Giana menambahkan, sebagai petugas cleaning service rumah sakit, baru kali ini dia harus mandi empat sampai lima kali sehari.
Hal itu dilakukan agar dia tidak tertular Covid-19. Begitu pula dengan petugas medis lainnya. Masuk ruangan semprot cairan disifektan keluar ruangan juga demikian.
“Sedangkan baju APD kami gunakan hanya sekali pakai,” paparnya. Sementara itu, Direktur RS Pratama Giri Mas dr. Gede Nuada mengaku, di rumah sakit yang ia pimpin sebenarnya sangat kekurangan petugas cleaning service.
Karena tak sesuai dengan kebutuhan riil di lapangan. “Kami hanya memiliki tiga petugas cleaning service, sementara petugas dapur hanya 4 orang. Kerja mereka sangatlah berat dan rentan penyebaran Covid-19,” ucap dr. Nuada.
Dia menambahkan, beberapa kali pihaknya membuka lowongan bagi petugas cleaning service. Namun, tak ada yang mau mendaftar setelah RS Pratama Giri Mas ditunjuk sebagai rumah sakit khusus merawat pasien Covid-19.
Kendati petugas cleaning service dan petugas dapur masih tak sesuai harapan, namun pelayanan rumah sakit tak terpengaruh sama sekali.
Agar kondisi mereka tetap fit dalam bekerja, ada tambahan suplemen dan vitamin. Begitu pula dengan petugas medis.
“Kami berharap kekurangan petugas cleaning service dan petugas dapur menjadi perhatian pemerintah daerah agar dapat dicarikan solusi mengingat pekerjaan mereka begitu berat,” pungkasnya. (*)