GEROKGAK – Kendati sudah ada pengiriman sapi melalui jalur laut di Pelabuhan Laut Celukan Bawang, Gerokgak, Buleleng, tapi tak banyak pedagang sapi yang memanfaatkannya.
Para pedagang lebih suka melakukan pengiriman sapi keluar Bali melalui jalur darat. Padahal, pemerintah sudah menyediakan kapal khusus pengangkut sapi KM. Camara Nusantara dengan jalur tol laut menuju Surabaya dan Jakarta.
Kapal ini pun beberapa kali sandar di Pelabuhan Celukan Bawang. Namun belum ada penjual sapi Bali yang melakukan pengiriman melalui jalur laut.
Belum lama ini DPRD Bali yang melakukan sidak ke Pelabuhan Laut Celukan Bawang mulai melirik bagaimana pengiriman sapi Bali dari kuota 50 ribu setiap tahun dikirim ke Pelabuhan Celukan Bawang.
Wakil Ketua DPRD Bali Nyoman Sugawa Korry menyambut baik rencana pengembangan Pelabuhan Celukan Bawang sebagai Pelabuhan untuk kargo pengiriman ternak keluar Bali.
Apalagi sapi banyak diminati dari luar Bali. “Kami akan dorong ini dan rapat dengan anggota, minimal 30 persen sapi keluar Bali dapat dikirim melalui jalur laut,” ungkapnya.
Ketua Komisi II DPRD Bali IGK Kresna Budi menambahkan, pihaknya sangat mendukung pengembangan Pelabuhan Celukan Bawang sebagai pelabuhan pengangkutan sapi jalur laut.
Ada beberapa point’ penting yang dapat diperoleh ketika pengiriman jalur laut. Terutama kepastian berapa jumlah ternak sapi yang bisa dikirim ke Jawa.
Kemudian mengurangi jalur kepadatan angkutan didarat. Dan terpenting adalah efisien biaya pengiriman. Juga memutus rantai penyeludupan sapi secara illegal keluar Bali.
“Kami sangat mendukung ini, dorongannya dengan bisa dilakukan dengan Peraturan Gubenur,” ujar Kresna Budi.
Di sisi lain General Manager Pelindo III Celukan Bawang Rio Dwi Santoso mengatakan, sudah melakukan kalkulasi dan survei soal besaran bea pengiriman lewat darat maupun laut.
Hasilnya, bea melalui laut costnya dapat ditekan hingga 30 persen. Bahkan, nilai penyusutan sapi dengan rata-rata berat 100 kg berkurang jauh jika dibandingkan lewat darat.
“Jika dikirim lewat pelabuhan Celukan Bawang, cost operasional pengiriman dapat ditekan. Per ekor costnya hanya Rp 500 ribu, itu jauh lebih murah dengan jalur darat,” jelas.
Tidak hanya itu, kelebihan via laut dapat menghemat cost perjalanan lainnya termasuk pengawasan terhadap sapi lebih terjamin.
Artinya pengiriman sapi via laut (pelabuhan) selain bisa menekan cost, nilai ekonomisnya tentu akan berpengaruh terhadap nilai jual.
Melalui program tol laut, pemerintah telah menyiapkan kapal khusus pengangkut hewan di Pelabuhan Celukan Bawang dengan rute dari NTT, Celukan Bawang dan Tanjung Priok- Jakarta.
“Dari survei itu dapat dimungkinkan sapi Bali dengan kuota tertentu dapat dikirim melalui Pelabuhan Celukan Bawang dengan
tujuan Jakarta,” kata Rio ketika memaparkan potensi peluang pelabuhan Celukan Bawang menjadi pelabuhan kargo pengiriman sapi keluar Bali.
Rio berharap pemerintah provinsi dapat memanfaatkan pelabuhan Celukan Bawang. Karena sementara ini aktivitas pelabuhan lebih banyak kepada bongkar muat semen dan pupuk.
“Kami ingin dukungan dari pemerintah provinsi mudah-mudahan dapat dibuat kebijikan pengiriman sapi melalui jalur laut,” pungkasnya.