RadarBali.com – Soal musik, Bali memiliki cita rasa tersendiri. Koordinator Antida Music Productions, Anom Wijaya Darsana menyebut jauh sebelum hiruk pikuk lini massa sosial media, musik rock selalu menjadi genre yang paling digemari di Bali.
Bahkan sampai saat ini pengumpul massa terbesar konser musik di Pulau Dewata masih dari genre rock.
Menurutnya, musik rock di scene ini sangat dinamis, anak muda sebagai pelaku utama diberi kebebasan untuk memilih.
“Akhir-akhir ini sub-genre Psychedelic Rock menarik cukup banyak perhatian musisi-musisi muda Bali,” ucapnya kemarin.
Pria yang mengabdikan diri di dunia musik lewat Antida Music Productions itu menandaskan Psychedelic Rock bukan mainan baru.
Munculnya Rollfast yang terkesan “rambang” menyusup ke skena nasional menjadi “Band dengan Aksi Panggung Memukau Terbaik” di ajang bergengsi “Indonesia Hammersonic Awards” mengungguli nama besar seperti Burgerkill, Deadsquad, Jasad, bahkan Seringai.
“Scene ini tersentak. Perhatian tertuju ke kelompok-kelompok yang sudah lebih terdahulu atau yang baru memulai melakukan explorasi Psychedelic Rock ada deretan nama-nama acak seperti Black Revolver, Zat Kimia, Jangar, The Wizard, Matilda, Luciders, Cassadaga, White Swan dan masih banyak lagi,” rincinya.
Membaca kebangkitan itu, jelas Anom Antida Music Productions yang memosisikan diri sebagai “rumah” musik merasa perlu menempatkan semangat eksplorasi ini di sebuah panggung konser; Rocktober.
Even dimaksud terangnya, sudah dihelat dua kali. Pertama di tahun 2012 bersama even “Sanur Auto Classic” kemudian di tahun 2014 bersama “Himpunan Motor Tua”.
Tahun ini Antida Music Productions kembali menggelar Rocktober dengan tema “Psyhedelic Rock”.
Tujuannya demi menjaga semangat kebersamaan membuat sebuah ikatan kolaborasi guna memperkuat skena/komunitas musik di Bali.
“Kami mengundang Rollfast, Black Revolver, Zat Kimia, Jangar, The Wizard, Matilda, Luciders, Cassadaga, White Swan di Rocktober kali ini,” tegasnya.
Dalam akun media sosial, Anom gencar menyosialisasikan hal ini. Bebernya dengan membuat tata panggung psychedelic dimensions dan menggunakan 6 titik speaker yang mengelilingi penonton untuk menimbulkan efek surround akan memberikan pengalaman experimental yang baru dan berbeda.
Latar belakang panggung dan area penonton juga akan dibuai dengan visual mapping oleh tim Apik Creative Lab.
“Untuk memeriahkan acara, konser akan ditutup oleh penampilan Gafarock. Band fenomenal asal Lamongan ini dikenal viral ketika video mereka menyanyikan ulang lagu RIDE milik Twenty One Pilots dengan bahasa Jawa hingga menembus 2,6 juta view,” jelasnya.
Ditambahkan Anom, belakangan Gafarock juga berkolaborasi dengan GameLawan dan Kaesang Putra Presiden Jokowi dalam sebuah lagu berjudul, “Berastulah”.
Lagu tersebut menyerukan bangsa Indonesia tetap bersatu dan selalu hidup rukun di tengah perbedaan.