SINGARAJA – Pemerintah Kabupaten Buleleng menyiapkan anggaran hingga Rp 3 miliar untuk menjaga cadangan pangan di dalam daerah.
Rencananya anggaran itu disiapkan untuk membeli gabah petani. Sehingga ketersediaan pangan berupa beras, berada dalam kondisi aman.
Kebijakan itu diambil pemerintah kemarin. Menyusul kondisi pandemi covid-19, yang belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda.
Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan, dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap pasokan pangan di dalam daerah. Terutama pangan berupa beras.
Dalam rapat bersama sejumlah kepala dinas yang membidangi masalah ekonomi kemarin, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana disebut menyiapkan anggaran sebesar Rp 3 miliar.
Dana itu akan dimanfaatkan untuk membeli gabah petani. Dana itu diperkirakan cukup untuk membeli gabah para petani dalam kurun waktu enam bulan mendatang.
Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Made Sumiarta mengatakan, saat ini tingkat konsumsi beras di Kabupaten Buleleng mencapai 657,2 ton per kapita per tahun.
Tingkat konsumsi itu disebut masih sebanding dengan tingkat produksi di Buleleng. Apabila gabah-gabah petani tidak dijual keluar daerah, diyakini konsumsi dalam daerah masih mencukupi.
Menurutnya, sejumlah petani yang melakukan penanaman pada triwulan pertama 2020, sudah memasuki masa panen.
Dari areal tanam seluas 8.500 hektare, produksi gabah diperkirakan akan mencapai angka 22.900 ton pada bulan ini.
“Kalau semuanya bisa terbeli, estimasi kami ketersediaan pangan berupa beras di dalam daerah, itu cukup untuk enam bulan mendatang,” kata Sumiarta.
Lebih lanjut Sumiarta mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi lebih lanjut dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (Ketapang) Buleleng
serta Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi dan UMKM (Dagerinkop) Buleleng, untuk membicarakan mekanisme pembelian gabah petani.
Rencananya pembelian gabah itu akan dilakukan di 19 lokasi penggilingan padi yang ada di Kabupaten Buleleng.
Nantinya gabah akan didistribusikan ke masyarakat melalui Koperasi Unit Desa (KUD) maupun Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang ada.
Sekadar diketahui, gabah di tingkat petani biasanya laku seharga Rp 3.750 per kilogram. Gabah itu kemudian dibawa ke usaha penggilingan padi.
Di tingkat penggilingan padi, harga beras mencapai Rp 9.700 hingga Rp 10ribu per kilogram untuk kualitas standar. Sementara untuk kualitas premium, berkisar di angka Rp 10ribu hingga Rp 12ribu per kilogram.