33.9 C
Jakarta
18 Oktober 2024, 15:40 PM WIB

Kasus Positif Dekati Angka 200 Pasien, 81 Pasien Corona di Bali Sembuh

DENPASAR – Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Bali Dewa Made Indra meminta seluruh  pekerja migran Indonesia (PMI) terutama yang tiba di Bali sebelum tanggal

22 Maret atau setelahnya yang belum menjalani rapid test, untuk segera menghubungi puskesmas terdekat untuk menjalani tes.

Jika rapid test tidak tersedia di puskesmas terdekat, agar menghubungi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota agar bisa menjalani rapid test.

Dewa Made Indra memastikan, jumlah rapid test sangat cukup di Bali. Jika hasilnya reaktif atau positif maka akan dilakukan test lanjutan berupa PCR atau Swab.

“Jangan tidak melakukan rapid test selama masa karantina belum berakhir, karena itu bisa berbahaya bagi masyarakat sekitar,” ujar Dewa Made Indra.

Sebagai catatan, kasus positif di Bali mendekati angka 200, tepatnya di angka 193 orang. Ada penambahan kasus Covid-19 di Bali sebanyak 7 orang.

6 di antaranya adalah imported case dan 1 dari daerah terjangkit. Sehingga secara akumulatif jumlah kasus menjadi 193 orang (8 orang WNA, dan 185 warga Indonesia). 

Dari 185 warga negara Indonesia (WNI) yang terpapar Covid-19, 145 orang imported case terdiri dari 120 PMI, 3 non PMI dan 22 orang melakukan perjalanan dari daerah terjangkit.

Sedangkan 40 orang di antaranya atau sekitar 20,72 persen adalah penularan melalui transmisi lokal. Yang sembuh kemarin sebanyak 6 orang (5 PMI dan 1 pasien transmisi lokal).

Total, akumulasi jumlah pasien yang sembuh sebanyak 81 orang. Dan, tidak ada penambahan kasus meninggal di Bali.

Pasien dalam masa perawatan berjumlah 108 orang, yang dirawat di 11 RS rujukan dan di 2 tempat karantina yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi Bali.

Yang menjadi perhatian pemerintah saat ini adalah transmisi lokal yang sebesar 20,72 persen. Artinya ada yang terjangkit karena melakukan interaksi jarak dekat dengan pasien positif Covid-19, baik di rumah, di rumah sakit maupun di ruang publik. 

Untuk itu, masyarakat diharapkan tetap disiplin menjaga jarak, menggunakan masker, perilaku hidup sehat dan bersih.

Selain transmisi lokal, pemerintah juga memperhatikan masih adanya penambahan angka positif pada WNI dari daerah terjangkit.

Untuk itu, Dewa Made Indra berharap agar masyarakat tidak mudik. Jika semua bisa diterapkan dengan disiplin, maka angka penambahan dipastikan bisa ditekan seminim mungkin.

Sekda Provinsi Bali ini juga mengimbau masyarakat Bali untuk tidak mudik terlebih dahulu. Baik bagi masyarakat Bali yang asalnya dari luar Bali atau pun masyarakat Bali yang tinggal di luar pulau.

Jika memaksa untuk mudik, dipastikan hal tersebut akan menyulitkan masyarakat sendiri. Karena akan banyak terdapat cek point oleh gugus tugas yang tersebar di kabupaten/kota.

“Setiap melintas akan ada pemeriksaan, jadi jika ada indikasi mudik, maka akan disuruh putar balik. Untuk itu, daripada menyulitkan diri sendiri, lebih baik tidak usah mudik. Ini salah satu upaya pencegahan penyebaran Covid-19,” bebernya. 

Menurutnya, pencegahan penyebaran penyakit ini bukan hanya tugas pemerintah, namun tugas bersama dengan masyarakat.

Untuk itu masyarakat juga diharapkan terus menjaga kebersihan dan kesehatan. Rajin olah raga bisa meningkatkan imun kita.

Jika semua berkomitmen untuk menghentikan penyebaran penyakit ini, kunci satu-satunya saat ini adalah disiplin.

Karena bagaimanapun Covid-19 telah menyebabkan gangguan ekonomi dan sosial di tengah masyarakat. 

Mengenai pasien Covid-19 yang dirawat saat ini, Sekda Dewa Indra memastikan tidak ada satu pun di antara mereka dalam keadaan yang menunjukkan

gejala berat atau dalam perawatan intensif. Menurutnya, saat ini bahkan para pasien sedang menunggu hasil test swab. 

DENPASAR – Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Bali Dewa Made Indra meminta seluruh  pekerja migran Indonesia (PMI) terutama yang tiba di Bali sebelum tanggal

22 Maret atau setelahnya yang belum menjalani rapid test, untuk segera menghubungi puskesmas terdekat untuk menjalani tes.

Jika rapid test tidak tersedia di puskesmas terdekat, agar menghubungi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota agar bisa menjalani rapid test.

Dewa Made Indra memastikan, jumlah rapid test sangat cukup di Bali. Jika hasilnya reaktif atau positif maka akan dilakukan test lanjutan berupa PCR atau Swab.

“Jangan tidak melakukan rapid test selama masa karantina belum berakhir, karena itu bisa berbahaya bagi masyarakat sekitar,” ujar Dewa Made Indra.

Sebagai catatan, kasus positif di Bali mendekati angka 200, tepatnya di angka 193 orang. Ada penambahan kasus Covid-19 di Bali sebanyak 7 orang.

6 di antaranya adalah imported case dan 1 dari daerah terjangkit. Sehingga secara akumulatif jumlah kasus menjadi 193 orang (8 orang WNA, dan 185 warga Indonesia). 

Dari 185 warga negara Indonesia (WNI) yang terpapar Covid-19, 145 orang imported case terdiri dari 120 PMI, 3 non PMI dan 22 orang melakukan perjalanan dari daerah terjangkit.

Sedangkan 40 orang di antaranya atau sekitar 20,72 persen adalah penularan melalui transmisi lokal. Yang sembuh kemarin sebanyak 6 orang (5 PMI dan 1 pasien transmisi lokal).

Total, akumulasi jumlah pasien yang sembuh sebanyak 81 orang. Dan, tidak ada penambahan kasus meninggal di Bali.

Pasien dalam masa perawatan berjumlah 108 orang, yang dirawat di 11 RS rujukan dan di 2 tempat karantina yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi Bali.

Yang menjadi perhatian pemerintah saat ini adalah transmisi lokal yang sebesar 20,72 persen. Artinya ada yang terjangkit karena melakukan interaksi jarak dekat dengan pasien positif Covid-19, baik di rumah, di rumah sakit maupun di ruang publik. 

Untuk itu, masyarakat diharapkan tetap disiplin menjaga jarak, menggunakan masker, perilaku hidup sehat dan bersih.

Selain transmisi lokal, pemerintah juga memperhatikan masih adanya penambahan angka positif pada WNI dari daerah terjangkit.

Untuk itu, Dewa Made Indra berharap agar masyarakat tidak mudik. Jika semua bisa diterapkan dengan disiplin, maka angka penambahan dipastikan bisa ditekan seminim mungkin.

Sekda Provinsi Bali ini juga mengimbau masyarakat Bali untuk tidak mudik terlebih dahulu. Baik bagi masyarakat Bali yang asalnya dari luar Bali atau pun masyarakat Bali yang tinggal di luar pulau.

Jika memaksa untuk mudik, dipastikan hal tersebut akan menyulitkan masyarakat sendiri. Karena akan banyak terdapat cek point oleh gugus tugas yang tersebar di kabupaten/kota.

“Setiap melintas akan ada pemeriksaan, jadi jika ada indikasi mudik, maka akan disuruh putar balik. Untuk itu, daripada menyulitkan diri sendiri, lebih baik tidak usah mudik. Ini salah satu upaya pencegahan penyebaran Covid-19,” bebernya. 

Menurutnya, pencegahan penyebaran penyakit ini bukan hanya tugas pemerintah, namun tugas bersama dengan masyarakat.

Untuk itu masyarakat juga diharapkan terus menjaga kebersihan dan kesehatan. Rajin olah raga bisa meningkatkan imun kita.

Jika semua berkomitmen untuk menghentikan penyebaran penyakit ini, kunci satu-satunya saat ini adalah disiplin.

Karena bagaimanapun Covid-19 telah menyebabkan gangguan ekonomi dan sosial di tengah masyarakat. 

Mengenai pasien Covid-19 yang dirawat saat ini, Sekda Dewa Indra memastikan tidak ada satu pun di antara mereka dalam keadaan yang menunjukkan

gejala berat atau dalam perawatan intensif. Menurutnya, saat ini bahkan para pasien sedang menunggu hasil test swab. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/