29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 9:28 AM WIB

38 Warga Mangkir Rapid Test, Bupati Suwirta Pertimbangkan Jemput Paksa

SEMARAPURA – Dari 118 orang warga Klungkung yang dijadwalkan menjalani rapid test di GOR Swecapura, Rabu (29/4) kemarin, ada sebanyak 80 orang saja yang akhirnya memenuhi undangan.

Tidak jelas penyebab 38 orang warga lainnya tidak hadir. Namun bila kembali tidak hadir dalam kegiatan rapid test selanjutnya, maka mereka akan dijemput paksa.

“Kami akan menyurati kembali melalui desa. Bila kembali tidak hadir maka kami akan jemput paksa,” ujar Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Klungkung, I Nyoman Suwirta.

Menurutnya, hal seperti ini bukan kali pertama terjadi. Pada kegiatan rapid test sebelumnya, pihaknya juga menerima laporan ada banyak warga Klungkung yang seharusnya mengikuti rapid test, ternyata tidak hadir tanpa keterangan jelas.

Sehingga pihaknya mengaku cukup kecewa dengan oknum warga Klungkung seperti itu. Mengingat rapid test merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menekan penyebaran virus corona yang lebih luas lagi.

“Saya cukup kecewa dengan hal tersebut,” terang Bupati Suwirta. Lebih lanjut pihaknya mengungkapkan, dari kegiatan rapid test di GOR Swecapura, Rabu (29/4), ada sebanyak 9 orang yang dinyatakan reaktif.

Empat di antaranya adalah pekerja migran Indonesia (PMI) dan lima lainnya adalah non PMI. “Selanjutnya mereka akan menjalani pemeriksaan swab. Semoga saja hasilnya negatif,” tandasnya. 

SEMARAPURA – Dari 118 orang warga Klungkung yang dijadwalkan menjalani rapid test di GOR Swecapura, Rabu (29/4) kemarin, ada sebanyak 80 orang saja yang akhirnya memenuhi undangan.

Tidak jelas penyebab 38 orang warga lainnya tidak hadir. Namun bila kembali tidak hadir dalam kegiatan rapid test selanjutnya, maka mereka akan dijemput paksa.

“Kami akan menyurati kembali melalui desa. Bila kembali tidak hadir maka kami akan jemput paksa,” ujar Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Klungkung, I Nyoman Suwirta.

Menurutnya, hal seperti ini bukan kali pertama terjadi. Pada kegiatan rapid test sebelumnya, pihaknya juga menerima laporan ada banyak warga Klungkung yang seharusnya mengikuti rapid test, ternyata tidak hadir tanpa keterangan jelas.

Sehingga pihaknya mengaku cukup kecewa dengan oknum warga Klungkung seperti itu. Mengingat rapid test merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menekan penyebaran virus corona yang lebih luas lagi.

“Saya cukup kecewa dengan hal tersebut,” terang Bupati Suwirta. Lebih lanjut pihaknya mengungkapkan, dari kegiatan rapid test di GOR Swecapura, Rabu (29/4), ada sebanyak 9 orang yang dinyatakan reaktif.

Empat di antaranya adalah pekerja migran Indonesia (PMI) dan lima lainnya adalah non PMI. “Selanjutnya mereka akan menjalani pemeriksaan swab. Semoga saja hasilnya negatif,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/