27.8 C
Jakarta
22 November 2024, 21:14 PM WIB

Jaga Ritme Belajar Anak Meski di Rumah Saja

BELAKANGAN ini dunia pendidian kita terus dirundung pergejolakan di masyarakat. Para orang tua mengeluhkan anaknya yang merasa keberatan menerima tugas yang banyak dari gurunya dalam pembelajaran daring ini.

Dikutip dari Wartakotalive.com, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pendidikan Retno Listyarti membenarkan

bahwa tugas atau pembelajaran daring yang diberikan oleh guru selama ini sangat memberatkan siswa serta orang tua di rumah.

Dimana situasi saat ini merupakan situasi yang sulit, ditambah lagi dengan banyaknya tugas yang diberikan oleh guru kepada siswa yang mesti ditemani dan dibimbing oleh orang tuanya.

Ini membuat siswa sekaligus orang tua menjadi stres. Senada dengan Retno Listyarti, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau lebih dikenal dengan Kak Seto

juga membenarkan bahwa banyak anak yang stres dan ingin kembali ke sekolah saja, dari pada mengikuti kegiatan pembelajaran daring.

Namun keadaan ini tidak memungkinkan untuk kembali ke sekolah. Maka dari itu sebaiknya guru memahami psikologi anak dan keluarganya pada saat di rumah.

Guru harus mampu menakar sejauh mana materi atau kegiatan pembelajaran yang mesti dilakukan atau dikerjakan oleh siswa.

Selama ini sebagian besar guru salah menapsirkan atau gagal paham tentang apa itu pembelajaran daring.

Kemungkinan guru hanya menganggap pembelajaran daring itu hanya cukup memberi tugas tanpa memberikan bimbingan atau penjelasan lebih lanjut.

Bahkan, ada juga yang memberikan tugas begitu saja tanpa mampu menakar sejauh mana kemampuan serta tingkat psikologis siswanya di rumah.

Guru semestinya mampu memperhitungkan waktu pengerjaan tugas, sumber belajar, beban psikis siswa dan keluarganya di rumah, serta daya dukung seperti sarana dan prasarana belajar siswa di rumahnya.

Padahal sejatinya pembelajaran daring saat ini, tujuannya untuk tetap menjaga ritme belajar siswa dengan memberikan aktifitas rutin belajar agar menjaga keteraturan semangat belajar siswa.

Di sinilah lagi-lagi kreatifitas guru sangat diperlukan. Guru harus mampu mendesain pembelajaran daringnya supaya dapat memotivasi siswa.

Sehingga pembelajaran ini menjadi menyenangkan tanpa memberi beban psikis. Guru harus mampu bersinergi dengan orang tua dan mengetahui keadaan siswanya.

Mungkin dengan menanyakan keadaan siswanya atau menanyakan kepada orang tuanya, atau dengan meminta feedback dari siswa.

Secara garis besar keteraturan ritme belajar siswa hanya dapat dilakukan dengan membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan memotivasi.

Menyenangkan di sini maksudnya adalah siswa diberikan kegiatan yang nantinya membuat suasana hati siswa menjadi riang dan gembira.

Caranya tentu dengan mendesain aktifitas yang aktif dan kreatif. Instruksi guru harus sederhana, mudah dipahami, namun menginstruksikan siswa untuk melakukan berbagai aktivitas yang kreatif dan menyenangkan.

Hati riang dan gembira akan membuat siswa tetap menjalankan intruksi dan tidak merasa terbebani setiap menerima instruksi gurunya.

Sedangkan memotivasi di sini maksudnya, guru harus mampu memotivasi atau mendorong siswanya

untuk aktif dan kreatif bergerak untuk menyelesaikan setiap setiap instruksi diberikan.

Misalnya tetap memberikan penguatan reward dan punishment. Memberikan kalimat yang mendukung serta memberikan aktifitas yang membuat siswa senang dan riang serta tertarik melakukan hal tersebut.

Siswa menjadi memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. Itu sebenarnya yang diharapkan. Ketika tumbuh rasa keingintahuan yang tinggi, dengan sendirinya siswa akan termotivasi dan ritme belajarnya akan tetap terjaga dan bahkan meningkat.

Mendukung dua hal di atas, guru harus dapat memperhatikan kharakteristik setiap siswa, mengukur materi atau intruksi yang diberikan, menggunakan metode yang tepat,

dan memilih platform yang tepat sesuai dengan kondisi dan situasi siswa, serta menjalin komunikasi yang baik dengan siswanya.

Disamping itu agar tetap tumbuh motivasi yang nantinya menjaga ritme belajar siswa ketika di rumah, dibutuhkan beberapa hal di bawah ini.

 

Metode dan kegiatan yang didesain semestinya juga harus beragam. Variasi akan membuat siswa tetap konsestrasi dan termotivasi. Siswa akan tertantang untuk melakukan hal baru dan mampu menggairahkan siswa.

Siswa juga harus menjadi peserta aktif atau student center. Jangan hanya guru yang aktif namun siswa juga mempunyai kesempatan yang sama. Berikan siswa kesempatan untuk memecahkan masalah dengan bimbingan.

Tugas atau aktifitas yang menantang, namun tetap realistis dan sesuai dengan materi. Tugas atau aktivitas yang diberikan kepada siswa harus cocok dengan kharakteristik siswa.

Dapat membuat siswa lebih kreatif namun tetap realistik yang tidak mengada-ada, dimana nantinya malah membuat siswa kecewa ketika mereka tidak berhasil dalam kegiatan tersebut.

Menciptakan suasana yang kondusif. Di sini dibutuhkan komunikasi yang baik dengan memberikan dukungan atau semangat kepada siswa. Lebih menghormati dan mengetahui keadaan mereka.

Buat komunikasi yang mudah dipahami yang tidak membingungkan sehingga mudah dipahami oleh siswa.

Memberikan penghargaan. Penghargaan sangatlah penting untuk memotivasi. Penghargaan diberikan ketika siswa mampu melakukan setiap aktifitas yang dinstruksikan. Namun jangan sampai penghargaan ini menjadi kompetisi antar siswa.

 

Para orang tua semestinya juga ikut serta dalam menjaga ritme belajar anak ini. Misalnya dengan menjaga suasana belajar anak tetap bagus,

tidak melakukan aktifitas lain yang malah menguras tenaga anak sehingga anak menjadi kecapean dan semangat belajarnya hilang, dan tumbuhkan motivasi belajar anak dengan menjalin komunikasi serta bimbingan terhadap anak.

Sangat penting ritme atau keteraturan belajar siswa ini harus tetap dijaga. Walau di rumah saja, semestinya tetap dijaga.

Kalau tidak, ini akan menjadikan siswa kehilangan semnagat belajar seperti yang mereka lakukan di sekolah selama ini.

Siswa belajar tidak teratur dan lama-kelamaan akan berhenti. Ini sangat berbahaya, siswa akan malas, dan tidak mau belajar lagi.

Di titik ini siswa akan sulit untuk dibujuk kembali untuk belajar. Keteraturan yang memotivasi dan menyenangkan akan sangat menggairahkan siswa.

Siswa tidaka akan merasa terbebani, malah mereka akan semangat melakukan aktifitas yang diberikan gurunya.

Jadi sebenarnya yang terpenting itucara guru memberikan instruksi itu yang penting. Bukan asal diberikan setelah itu dibiarkan begitu saja.

BELAKANGAN ini dunia pendidian kita terus dirundung pergejolakan di masyarakat. Para orang tua mengeluhkan anaknya yang merasa keberatan menerima tugas yang banyak dari gurunya dalam pembelajaran daring ini.

Dikutip dari Wartakotalive.com, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pendidikan Retno Listyarti membenarkan

bahwa tugas atau pembelajaran daring yang diberikan oleh guru selama ini sangat memberatkan siswa serta orang tua di rumah.

Dimana situasi saat ini merupakan situasi yang sulit, ditambah lagi dengan banyaknya tugas yang diberikan oleh guru kepada siswa yang mesti ditemani dan dibimbing oleh orang tuanya.

Ini membuat siswa sekaligus orang tua menjadi stres. Senada dengan Retno Listyarti, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau lebih dikenal dengan Kak Seto

juga membenarkan bahwa banyak anak yang stres dan ingin kembali ke sekolah saja, dari pada mengikuti kegiatan pembelajaran daring.

Namun keadaan ini tidak memungkinkan untuk kembali ke sekolah. Maka dari itu sebaiknya guru memahami psikologi anak dan keluarganya pada saat di rumah.

Guru harus mampu menakar sejauh mana materi atau kegiatan pembelajaran yang mesti dilakukan atau dikerjakan oleh siswa.

Selama ini sebagian besar guru salah menapsirkan atau gagal paham tentang apa itu pembelajaran daring.

Kemungkinan guru hanya menganggap pembelajaran daring itu hanya cukup memberi tugas tanpa memberikan bimbingan atau penjelasan lebih lanjut.

Bahkan, ada juga yang memberikan tugas begitu saja tanpa mampu menakar sejauh mana kemampuan serta tingkat psikologis siswanya di rumah.

Guru semestinya mampu memperhitungkan waktu pengerjaan tugas, sumber belajar, beban psikis siswa dan keluarganya di rumah, serta daya dukung seperti sarana dan prasarana belajar siswa di rumahnya.

Padahal sejatinya pembelajaran daring saat ini, tujuannya untuk tetap menjaga ritme belajar siswa dengan memberikan aktifitas rutin belajar agar menjaga keteraturan semangat belajar siswa.

Di sinilah lagi-lagi kreatifitas guru sangat diperlukan. Guru harus mampu mendesain pembelajaran daringnya supaya dapat memotivasi siswa.

Sehingga pembelajaran ini menjadi menyenangkan tanpa memberi beban psikis. Guru harus mampu bersinergi dengan orang tua dan mengetahui keadaan siswanya.

Mungkin dengan menanyakan keadaan siswanya atau menanyakan kepada orang tuanya, atau dengan meminta feedback dari siswa.

Secara garis besar keteraturan ritme belajar siswa hanya dapat dilakukan dengan membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan memotivasi.

Menyenangkan di sini maksudnya adalah siswa diberikan kegiatan yang nantinya membuat suasana hati siswa menjadi riang dan gembira.

Caranya tentu dengan mendesain aktifitas yang aktif dan kreatif. Instruksi guru harus sederhana, mudah dipahami, namun menginstruksikan siswa untuk melakukan berbagai aktivitas yang kreatif dan menyenangkan.

Hati riang dan gembira akan membuat siswa tetap menjalankan intruksi dan tidak merasa terbebani setiap menerima instruksi gurunya.

Sedangkan memotivasi di sini maksudnya, guru harus mampu memotivasi atau mendorong siswanya

untuk aktif dan kreatif bergerak untuk menyelesaikan setiap setiap instruksi diberikan.

Misalnya tetap memberikan penguatan reward dan punishment. Memberikan kalimat yang mendukung serta memberikan aktifitas yang membuat siswa senang dan riang serta tertarik melakukan hal tersebut.

Siswa menjadi memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. Itu sebenarnya yang diharapkan. Ketika tumbuh rasa keingintahuan yang tinggi, dengan sendirinya siswa akan termotivasi dan ritme belajarnya akan tetap terjaga dan bahkan meningkat.

Mendukung dua hal di atas, guru harus dapat memperhatikan kharakteristik setiap siswa, mengukur materi atau intruksi yang diberikan, menggunakan metode yang tepat,

dan memilih platform yang tepat sesuai dengan kondisi dan situasi siswa, serta menjalin komunikasi yang baik dengan siswanya.

Disamping itu agar tetap tumbuh motivasi yang nantinya menjaga ritme belajar siswa ketika di rumah, dibutuhkan beberapa hal di bawah ini.

 

Metode dan kegiatan yang didesain semestinya juga harus beragam. Variasi akan membuat siswa tetap konsestrasi dan termotivasi. Siswa akan tertantang untuk melakukan hal baru dan mampu menggairahkan siswa.

Siswa juga harus menjadi peserta aktif atau student center. Jangan hanya guru yang aktif namun siswa juga mempunyai kesempatan yang sama. Berikan siswa kesempatan untuk memecahkan masalah dengan bimbingan.

Tugas atau aktifitas yang menantang, namun tetap realistis dan sesuai dengan materi. Tugas atau aktivitas yang diberikan kepada siswa harus cocok dengan kharakteristik siswa.

Dapat membuat siswa lebih kreatif namun tetap realistik yang tidak mengada-ada, dimana nantinya malah membuat siswa kecewa ketika mereka tidak berhasil dalam kegiatan tersebut.

Menciptakan suasana yang kondusif. Di sini dibutuhkan komunikasi yang baik dengan memberikan dukungan atau semangat kepada siswa. Lebih menghormati dan mengetahui keadaan mereka.

Buat komunikasi yang mudah dipahami yang tidak membingungkan sehingga mudah dipahami oleh siswa.

Memberikan penghargaan. Penghargaan sangatlah penting untuk memotivasi. Penghargaan diberikan ketika siswa mampu melakukan setiap aktifitas yang dinstruksikan. Namun jangan sampai penghargaan ini menjadi kompetisi antar siswa.

 

Para orang tua semestinya juga ikut serta dalam menjaga ritme belajar anak ini. Misalnya dengan menjaga suasana belajar anak tetap bagus,

tidak melakukan aktifitas lain yang malah menguras tenaga anak sehingga anak menjadi kecapean dan semangat belajarnya hilang, dan tumbuhkan motivasi belajar anak dengan menjalin komunikasi serta bimbingan terhadap anak.

Sangat penting ritme atau keteraturan belajar siswa ini harus tetap dijaga. Walau di rumah saja, semestinya tetap dijaga.

Kalau tidak, ini akan menjadikan siswa kehilangan semnagat belajar seperti yang mereka lakukan di sekolah selama ini.

Siswa belajar tidak teratur dan lama-kelamaan akan berhenti. Ini sangat berbahaya, siswa akan malas, dan tidak mau belajar lagi.

Di titik ini siswa akan sulit untuk dibujuk kembali untuk belajar. Keteraturan yang memotivasi dan menyenangkan akan sangat menggairahkan siswa.

Siswa tidaka akan merasa terbebani, malah mereka akan semangat melakukan aktifitas yang diberikan gurunya.

Jadi sebenarnya yang terpenting itucara guru memberikan instruksi itu yang penting. Bukan asal diberikan setelah itu dibiarkan begitu saja.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/