DENPASAR – Lepas dulu polemik Liga 1 2020 apakah tetap bergulir atau tidak, ketika berbicara stadion, yang terbersit tentu bagaimana euforia stadion tersebut jika ada pertandingan.
Inilah yang dialami pelatih Bali United Stefano Teco Cugurra. Suporter yang menjadi pemain ke-12. Suporter yang siap mengkritiknya kapan saja jika performa Bali United mengalami penurunan.
Ini sempat dialaminya ketika Coach Teco pertama kali memimpin Persija Jakarta pada Liga 1 2017. Untung saja mentalnya kuat dan berhasil menembus peringkat keempat di akhir musim.
Di musim berikutnya, Persija berlaga di AFC Cup 2018 dan berhasil meraih tiga gelar. Dua gelar pra musim termasuk Piala Presiden 2018 dan satu gelar Liga 1 2018.
Saat diwawancarai mengenai suporter, terutama suporter dari kedua tim yang pernah ditukanginya, ayah dua anak tersebut mengaku ada perbedaaan antara Jak Mania dan Semeton Dewata.
Kebetulan, Persija dan Bali United menjadi klub yang dibawanya meraih gelar juara musim ini.
“Disini (Stadion Kapten I Wayan Dipta), stadion hampir selalu penuh dalam setiap pertandingan. Suporter juga terus memberikan dukungan seperti chant-chant dari menit pertama hingga akhir pertandingan,” ucapnya.
“Kalau di GBK (Stadion Utama Gelora Bung Karno), saya bisa bermain di stadion yang paling bagus di Indonesia.
Suporter sangat membantu kami saat itu. Salah satu kunci kami bisa memenangkan pertandingan adalah karena suporter,” tambahnya.
Perlu diketahui, musim lalu jumlah suporter yang paling sedikit di Stadion Dipta berjumlah sekitar sembilan ribu orang ketika menghadapi Badak Lampung FC.
Musim ini yang paling sedikit tentu ketika menghadapi Madura United karena bermain pada pukul 16.30 dan saat ada kasus Covid-19 di Indonesia.