GIANYAR – Seorang penderita Demam Berdarah (DB) asal Banjar Gelumpang, Desa/Kecamatan Sukawati, sempat kesulitan mencari rumah sakit.
Pasien sampai ditolak oleh 3 rumah sakit swasta di Gianyar. Bahkan, rumah sakit plat merah, RSUD Sanjiwani juga ikut-ikutan menolak.
Beruntung, pasien telah ditampung dan dirawat di RS Payangan. Bupati Gianyar Made Mahayastra sempat penasaran dengan penolakan tiga rumah sakit swasta dan satu rumah sakit besar milik pemerintah Gianyar.
“Awalnya itu saya lihat di medsos, langsung saya hubungi oranngnya (yang memposting keluhan, red) sekitar jam 12.00 tadi siang,” ujar Mahayastra, Jumat (8/5) kemarin.
Setelah dihubungi oleh bupati, ternyata pasien sudah dirawat di RS Payangan. “Dia sudah ke tiga RS swasta terdekat ditolak. Dia menghubungi RSUD Sanjiwani juga ditolak,” jelasnya.
Bupati yang penasaran dengan penolakan itu langsung menuju ke RS Payangan untuk menjenguk pasien perempuan tersebut.
“Sekarang saya minta mengusut kenapa ditolak. Sekarang jawabannya sudah ada di bu Kadis (Kepala Dinas Kesehatan Gianyar, Ida Ayu Cahyani). Saya sudah kunjungi penderitanya.
Saya ketemu dengan orangnya, dengan bapaknya, dengan suaminya,” jelasnya. Kedatangannya, tak lain untuk mengusut kenapa ada penolakan untuk pasien DB.
“Saya interogerasi juga. Data sudah kami dapatkan semua. Ditolak secara teknis ada di Kepala Dinas Kesehatan,” jelasnya.
Pihaknya juga memberikan teguran kepada Direktur RSUD Sanjiwani Gianyar, dr. Ida Komang Upeksa karena menolak pasien. “Itu teguran pertama untuk direkturnya,” tegasnya.
Sikap bupati Gianyar itu juga diungkapkan di media sosial miliknya dengan akun Agus Mahayastra.
Dalam postingan itu, Mahayastra mengunggah foto-foto bersama pasien di RS Payangan. Dalam postingan juga dicatat mengenai teguran ke Direktur RSUD Sanjiwani Gianyar.