33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 13:30 PM WIB

Ditegur Bupati Mahayastra Tolak Pasien, Begini Respons RS Sanjiwani

GIANYAR – Empati dan rasa kemanusian sejumlah rumah sakit di Kabupaten Gianyar lagi diuji di tengah pandemic Covid-19.

Betapa tidak, sejumlah rumah sakit di Gianyar dilaporkan menolak seorang penderita Demam Berdarah (DB) asal Banjar Gelumpang, Desa/Kecamatan Sukawati.

Pasien sampai ditolak oleh 3 rumah sakit swasta di Gianyar. Bahkan, rumah sakit plat merah, RSUD Sanjiwani juga ikut-ikutan menolak.

Beruntung kejadian ini langsung mendapat atensi Bupati Gianyar Made Mahayastra. Bupati langsung menegur Direktur RS Sanjiwani dr Ida Komang Upeksi dan memerintahkan Kadis Kesehatan Ida Ayu Cahyani mengusut kasus ini.

Kabid Humas RS Sanjiwani Gianyar AA Parwata, mengaku ada kesalahpahaman dengan keluarga pasien.

“(Pasien) yang dari Gelumpang mau mencari kamar, mau rawat inap. Dia menelpon dari Puskesmas Sukawati. Tersisa kamar lagi bed di ruang Arjuna,” ujar Parwata.

Namun, di bed itu, bersebelahan dengan pasien dengan kaki borok akibat kencing manis. “Dengan bau agak manis.

Biasanya, orang yang disampingnya ada sakit begitu menolak. Makanya kami sampaikan bahwa ada kamar tersisa satu,” dalih AA Parwata.

Pihak RS Sanjiwani juga sempat menyarankan untuk menunggu hinggal pukul 11.00. Itu karena akan ada banyak pasien pulang di jam tersebut. “

“Tapi mungkin dianggap tidak menerima oleh pasien. Jadi ini hanya karena masalah miss komunikasi,” terangnya.

Sedangkan, RS swasta yang ada di Gianyar juga menolak lewat telepon. “Ditolak karena penuh. Ini ada salah paham.

Sekarang sudah dirawat di RS Payangan. Itu sama milik pemerintah dan pasien dibiayai oleh pemerintah juga,” jelasnya.

Di bagian lain, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, Ida Ayu Cahyani, mengimbau tidak menolak pasien.

“Sebaiknya melayani dahulu. Kalau rumah sakit mampu bisa dilayani. Kalau tidak mampu merujuk. Imbauan kami kepada seluruh layanan untuk tidak menolak pasien,” ujar Cahyani.

Selanjutnya, kata dia, memohon maaf apabila ada masyarakat yang mengaku ditolak. “Mudah-mudahan ke depan tidak seperti itu. Ada komunikasi yang bagus antara pasien dengan pemberi layanan,” pungkasnya. 

GIANYAR – Empati dan rasa kemanusian sejumlah rumah sakit di Kabupaten Gianyar lagi diuji di tengah pandemic Covid-19.

Betapa tidak, sejumlah rumah sakit di Gianyar dilaporkan menolak seorang penderita Demam Berdarah (DB) asal Banjar Gelumpang, Desa/Kecamatan Sukawati.

Pasien sampai ditolak oleh 3 rumah sakit swasta di Gianyar. Bahkan, rumah sakit plat merah, RSUD Sanjiwani juga ikut-ikutan menolak.

Beruntung kejadian ini langsung mendapat atensi Bupati Gianyar Made Mahayastra. Bupati langsung menegur Direktur RS Sanjiwani dr Ida Komang Upeksi dan memerintahkan Kadis Kesehatan Ida Ayu Cahyani mengusut kasus ini.

Kabid Humas RS Sanjiwani Gianyar AA Parwata, mengaku ada kesalahpahaman dengan keluarga pasien.

“(Pasien) yang dari Gelumpang mau mencari kamar, mau rawat inap. Dia menelpon dari Puskesmas Sukawati. Tersisa kamar lagi bed di ruang Arjuna,” ujar Parwata.

Namun, di bed itu, bersebelahan dengan pasien dengan kaki borok akibat kencing manis. “Dengan bau agak manis.

Biasanya, orang yang disampingnya ada sakit begitu menolak. Makanya kami sampaikan bahwa ada kamar tersisa satu,” dalih AA Parwata.

Pihak RS Sanjiwani juga sempat menyarankan untuk menunggu hinggal pukul 11.00. Itu karena akan ada banyak pasien pulang di jam tersebut. “

“Tapi mungkin dianggap tidak menerima oleh pasien. Jadi ini hanya karena masalah miss komunikasi,” terangnya.

Sedangkan, RS swasta yang ada di Gianyar juga menolak lewat telepon. “Ditolak karena penuh. Ini ada salah paham.

Sekarang sudah dirawat di RS Payangan. Itu sama milik pemerintah dan pasien dibiayai oleh pemerintah juga,” jelasnya.

Di bagian lain, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, Ida Ayu Cahyani, mengimbau tidak menolak pasien.

“Sebaiknya melayani dahulu. Kalau rumah sakit mampu bisa dilayani. Kalau tidak mampu merujuk. Imbauan kami kepada seluruh layanan untuk tidak menolak pasien,” ujar Cahyani.

Selanjutnya, kata dia, memohon maaf apabila ada masyarakat yang mengaku ditolak. “Mudah-mudahan ke depan tidak seperti itu. Ada komunikasi yang bagus antara pasien dengan pemberi layanan,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/