DENPASAR – Diawal April kemarin, 14 klub kontestan Liga 1 2020 melakukan virtual meeting yang diprakarsai oleh Manajer Madura United Haruna Soemitro.
Kebetulan, Madura United menjadi salah satu klub yang berharap agar Liga 1 musim ini dihentikan penuh.
Saat itu, ada enam hal yang diputuskan. Ada dua poin yang krusial. Di poin kedua diputuskan jika gaji pemain, pelatih,
dan ofisial pada bulan Juli sampai dengan akhir kontrak menjadi batal dan tidak ada kewajiban klub membayar kompensasi.
Di poin selanjutnya yang merujuk pada poin kedua, maka status pemain klub untuk tahun 2021 tetap sesuai dengan daftar kontrak di tahun 2020 atau tidak ada transfer antar klub di Liga 1.
Poin-poin ini terutama poin kedua membuat pasrah seorang bek kanan Bali United I Made Andhika Wijaya.
Saat diwawancarai beberapa waktu lalu, Andhika mengatakan jika semua keputusan ada ditangan PSSI, pemerintah, dan PT LIB mengenai apakah liga berjalan kembali atau tidak.
“Kalau misalnya liga berhenti, saya harap masih ada turnamen pengganti agar semua pemain ada pemasukan lagi. Kalau tidak ada pemasukan pada bulan Juli dan seterusnya, ya pusing juga,” kata Andhika Wijaya.
Memang Andhika seorang pemain muda. Namun dia sudah berkeluarga dan baru satu bulan ini memiliki anak pertama bernama I Made Keenan Pradana Wijaya.
Jelas ada pengeluaran tambahan yang harus dilakukan seorang Andhika. Carut marut antara PSSI dan PT LIB saat ini membuat kejelasan lanjutan Liga 1 2020 semakin buram.
“Kalau boleh dikatakan, saya sangat ingin Liga 1 berjalan lagi. Saya tahu semua sektor bukan hanya sepak bola yang berimbas karena pandemi Covid-19 ini.
Kalau tidak ada seperti yang saya bilang, berharap ada turnamen dulu. Saya tidak mungkin dan tidak bisa menyalahkan siapapun dengan keadaan seperti ini,” tegasnya.