DENPASAR – Beberapa pemain sudah melakukan “reuni” lebih dulu di Lapangan Gelora Tri Sakti, Legian.
Semisal Gavin Kwan Adsit, Samuel Reimas, Leonard Tupamahu, dan M. Taufik. Mereka menggelar latihan bersama.
Tapi, bek kanan Made Andhika Wijaya tetap memilih berdiam di rumah. Meski tinggal di Denpasar.
“Saya tahu teman-teman ada yang ke lapangan untuk latihan. Tapi mereka kan seperti Bos Taufiq, Samuel, atau Bang Leonard tinggalnya dekat.
Kalau saya cukup jauh harus ke lapangan. Apalagi dengan situasi seperti sekarang ini,” terang Andhika.
“Kalau saya kangen, saya selalu nonton cuplikan pertandingan. Yang paling sering saya tonton itu cuplikan waktu lawan Persija Jakarta tahun lalu,” tambah pemain 24 tahun ini.
Disinggung mengenai momen apa yang paling berkesan selama berseragam Bali United, jelas Andhika dan semua pemain
kompak menjawab momen ketika Bali United berhasil merengkuh gelar juara Liga 1 2019 untuk pertama kalinya.
Tetapi kalau ditanya tentang pertandingan apa yang paling berkesan, jelas semua pemain punya pendapat yang berbeda.
Khusus untuk Andhika, pertandingan yang paling berkesan adalah laga kontra Persib Bandung diputaran kedua Liga 1 2019.
Kemenangan 3-2 dengan lima kartu kuning dan dua kartu merah tersebut menjadi titik balik Serdadu Tridatu bisa merengkuh gelar juara musim lalu.
Usai kemenangan, semua pemain merayakannya seakan sudah menjadi juara. Mereka berlari dengan berangkulan tangan.
Beberapa pertandingan sebelumnya dilalui Bali United dengan hasil minor. Andhika saat itu juga sangat emosional.
“Benar-benar pertandingan yang tidak bisa saya lupakan. Beberapa hari sebelumnya, saya baru saja melangsungkan pernikahan. Saya jadi starter dan akhirnya bisa bawa Bali United menang waktu itu,” terangnya.
Mengenai pertandingan yang paling menyedihkan, jebolan Bali United U-21 tersebut mengaku kekalahan melawan Persija Jakarta di laga final Piala Presiden yang menjadi pertandingan terburuk.
Saat itu, Bali United kalah dengan skor telak 3-0 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
“Sebenarnya kekalahan harus diterima saja, tapi yang paling sedih menurut saya waktu final Piala Presiden,” tutupnya.