MANGUPURA – Pemerintah Kabupaten Badung telah memiliki Cold Atmosphere Storage (CAS) untuk menyimpan barang komiditi yang dikelola oleh Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Mangu Giri Sedana.
Namun, untuk bawang dan cabai, tidak ada menyimpan di CAS. Alasannya, kebutuhan barang tersebut masih terpenuhi.
Dirut Perumda Pasar Mangu Giri Sedana, I Made Sukantra, mengatakan, saat ini kebutuhan akan bawang dan cabai masyarakat Badung masih cukup.
Sebab, kebutuhan cabai dan bawang masyarakat hanya sekitar 30 persen dari total komoditas di pasaran. Sedangkan sisanya untuk kebutuhan hotel dan restoran.
“Tapi, karena kondisi Covid-19, otomatis kebutuhan hotel dan restoran tidak begitu besar. Sehingga kami memprediksi mencukupi untuk konsumsi masyarakat,” bebernya.
Selain itu, berkaca dari Hari Raya Idul Fitri tahun sebelumnya, permintaan bawang dan cabai juga tak terlalu melonjak. Padahal saat itu stok cabai dan bawang telah disiagakan di CAS.
“Kami juga tidak bisa stok bawang karena batas waktunya enam bulan. Sementara produksi tinggi di petani biasanya bulan September,” jelasnya.
Berbeda dengan harga cabai, justru saat ini harganya sedang jatuh. Lantaran tingginya produksi dari luar daerah.
“Seperti cabai merah besar, itu sampai Rp 6 ribu di pasaran. Sehingga harganya juga sangat terjangkau oleh masyarakat kita,” terangnya.
Namun sesuai arahan Bupati Badung membantu distribusi atau pemasaran hasil pertanian di Badung. Tak hanya cabai dan bawang.
“Beras juga saat ini sedang panen. Kami berupaya membantu menyalurkan produksi petani kita. Tentunya berkoordinasi
dengan dinas terkait. Termasuk melalui paket-paket sembako yang dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan,” pungkasnya.