DENPASAR – Imbauan pemerintah agar malam takbir menyambut Hari Raya Idul Fitri dilakukan di rumah masing-masing tidak berjalan sempurna.
Di saat umat Muslim di Bali patuh dengan imbauan pemerintah, pemuda kampung Jawa di Jalan Ahmad Yani, Denpasar, Sabtu (23/5) malam menggelar acara malam takbir.
Mereka menggelar malam takbir diikuti banyak pemuda. Padahal, saat ini Kota Denpasar masih memberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) untuk memutus mata rantai penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19).
Yang menjadi persoalan, acara tersebut mengabaikan anjuran pemerintah. Banyak para peserta tidak memakai masker, hingga mengabaikan physical distancing.
Video malam takbir yang diunggah di media sosial itu spontan mendapat respons netizen. Awalnya mereka bertanya-tanya di mana acara itu berlangsung.
Setelah itu meluncur protes dari netizen yang dikutip dari akun @ni luh djelantik. “Sungguh Sangat Disayangkan, Egoisma sudah menghacurkan Sifat2 manusiawi.
Yg seharusnya penuh rasa toleransi, saling menjaga, dan menghormati. Disaat semua orang mengendalikan diri mereka justru mencari sensasi,” kata akun @ikm oka.
Hal senada dilontarkan akun @ nyoman busana. .hebat benar mereka? orang Bali berusaha utk taat himbauan pemerintah dalam upaya memutus rantai penyebaran covid-19,
lha ini kok bebas membuat acara, di pusat kota yg menerapkan PKM lagi, bahkan Bali dapat jempol dari pemerintah pusat dalam penanganan covid-19, mau ditaruh dimana tuh muka?
di pantat?……duhhhhhh memprihatinkan????????????.
Netizen pun menantang apparat hukum bertindak tegas sebagaimana mereka bertindak tegas dengan menjadikan ketua panitia ngaben di Sudaji sebagai tersangka.
“Kalau nak Bali sube amahe hidup2 ajak aparate. Sy sedih dg kasus disudaji, iya memang salah, lalu ini,,,?, hanya minta maaf habis perkara, beraninya sm saudara sendiri. ????????????????,” kata akun @whedabaleiuman.
Setelah ramai ramai mendapat protes netizen, pemuda kampung Jawa langsung melakukan klarifikasi sekaligus permohonan maaf malam itu juga melalui media sosial.
“Sekali lagi kami mohon maaf sebesar-besarnya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi,” kata salah satu perwakilan pemuda melalui media sosial.