25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 7:06 AM WIB

Dihantam Gelombang Pasang, Tempat Penggaraman Kusumba Hancur

SEMARAPURA – Petani garam di Pantai Karang Dadi, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung tidak bisa berbuat apa melihat tempat penggaramannya hancur dihantam ombak besar kemarin.

Tidak hanya itu, abrasi pun terjadi sehingga ada petani yang kehilangan tempat penggaraman mereka.

Untuk itu besar harapan mereka, Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta dapat turun melihat kondisi mereka dan memberikan solusi.

Mengingat profesi sebagai petani garam merupakan satu-satunya yang bisa mereka lakoni untuk mencari nafkah di usia senja.

Dewa Ketut Candra, 75, salah seorang petani garam di wilayah Pantai Karang Dadi, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan saat ditemui di tempat penggaramannya kemarin wajahnya tampak kalut.

Dia menuturkan ombak besar di Pantai Karang Dadi telah terjadi sejak, Selasa (26/5) sehingga dia tidak bisa memproduksi garam.

Meski begitu dia tetap datang ke tempat penggaramannya. Namun kemarin, ombak di pantai itu semakin besar,

bahkan sampai menyapu bekal makanan yang dia bawa dari rumah sehingga dia harus kembali pulang untuk makan siang.

“Setelah makan siang, saya kembali lagi ke sini (tempat penggaraman). Saya lihat tempat penjemuran garam saya sudah hancur.

Gubuk tempat saya produksi garam juga jebol. Tempat penggaraman saya juga hanyut. Mulai tadi pagi pasirnya hanyut dan sekarang sudah sekitar 10 meter yang hanyut. Kerugian ada sekitar Rp 5 juta,” ungkapnya.

Lantaran abrasi yang luar biasa itu, menurutnya dia tidak memiliki tempat penggaraman lagi. Mau tidak mau, gubuk tempat produksi garam dan warung yang dia miliki harus digeser ke utara agar dia bisa memiliki tempat penggaraman.

Hanya saja untuk menggesernya membutuhkan biaya dan tenaga yang besar. “Kalau bongkar manual, butuh biaya dan tenaga yang besar. Jadi butuh molen (alat berat) untuk meratakannya, baru bisa cepat,” ujarnya.

Untuk itu besar harapannya, Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta bisa turun dan melihat kondisi para petani garam di Pantai Karang Dadi.

Sehingga bisa memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi rakyatnya. Apalagi petani garam di pantai itu merupakan orang lanjut usia yang hanya memiliki keahlian memproduksi garam untuk mencari nafkah.

“Bingung saya mau kerja apa. Saya tidak bisa kerja apa-apa lagi selain membuat garam. Saya berharap Bapak Bupati bisa turun dan melihat kondisi kami agar bisa membantu kami,” tandasnya.

Hal senada diungkapkan Nengah Kura, 50, petani garam di Pantai Karang Dadi. Diungkapkannya bulan-bulan ini memang biasa terjadi ombak besar.

Apalagi dua hari yang lalu dan kemarin Bali di guncang gempa sehingga seperti biasanya akan terjadi ombak besar di pantai itu.

Hanya saja ombak kali ini, menurutnya, ombak yang paling besar. Saking besarnya, tempat penggaraman para petani pun dibuat hancur.

Mulai dari abrasi yang cukup parah, tempat penjemuran yang hancur, bahkan pondok tempat beristirahat milik petani pun dibuat roboh.

“Dulu pernah ada ombak besar seperti ini. Tapi itu sudah lama sekali. Biasanya ombak di sini akan besar setelah ada gempa,” tandasnya.

Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta yang dikonfirmasi terpisah mengaku akan turun hari ini untuk melihat kondisi para petani garam di Kusamba.

Menurutnya sangat penting bagi dirinya mempertahankan para petani garam itu untuk tetap ada.

Apalagi saat ini Pemkab Klungkung memiliki program untuk mengembangkan produksi garam Kusamba dengan meluncurkan

produk Garam Beryodium Kusamba yang bahan bakunya menggunakan garam produksi petani garam di Kusamba.

“Tadi yang saya pantau baru di Pantai Klotok. Besok saya akan turun untuk melihat petani di Kusamba,” katanya.

Sementara itu, ombak besar juga membuat lahan pertanian di dekat pesisir Pantai Sidayu dan Lepang, Kecamatan Banjarangkan terendam air laut.

Lahan pertanian yang sudah ditanami padi berusia satu bulan itu pun terancam gagal panen. “Jika sudah terendam air laut, padi akan menguning dan mati.

Padahal, padi-padi di sini rata-rata sudah berusia satu bulan,” ungkap warga Dusun Sidayu, Desa Takmung, I Wayan Sudiarta. 

SEMARAPURA – Petani garam di Pantai Karang Dadi, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung tidak bisa berbuat apa melihat tempat penggaramannya hancur dihantam ombak besar kemarin.

Tidak hanya itu, abrasi pun terjadi sehingga ada petani yang kehilangan tempat penggaraman mereka.

Untuk itu besar harapan mereka, Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta dapat turun melihat kondisi mereka dan memberikan solusi.

Mengingat profesi sebagai petani garam merupakan satu-satunya yang bisa mereka lakoni untuk mencari nafkah di usia senja.

Dewa Ketut Candra, 75, salah seorang petani garam di wilayah Pantai Karang Dadi, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan saat ditemui di tempat penggaramannya kemarin wajahnya tampak kalut.

Dia menuturkan ombak besar di Pantai Karang Dadi telah terjadi sejak, Selasa (26/5) sehingga dia tidak bisa memproduksi garam.

Meski begitu dia tetap datang ke tempat penggaramannya. Namun kemarin, ombak di pantai itu semakin besar,

bahkan sampai menyapu bekal makanan yang dia bawa dari rumah sehingga dia harus kembali pulang untuk makan siang.

“Setelah makan siang, saya kembali lagi ke sini (tempat penggaraman). Saya lihat tempat penjemuran garam saya sudah hancur.

Gubuk tempat saya produksi garam juga jebol. Tempat penggaraman saya juga hanyut. Mulai tadi pagi pasirnya hanyut dan sekarang sudah sekitar 10 meter yang hanyut. Kerugian ada sekitar Rp 5 juta,” ungkapnya.

Lantaran abrasi yang luar biasa itu, menurutnya dia tidak memiliki tempat penggaraman lagi. Mau tidak mau, gubuk tempat produksi garam dan warung yang dia miliki harus digeser ke utara agar dia bisa memiliki tempat penggaraman.

Hanya saja untuk menggesernya membutuhkan biaya dan tenaga yang besar. “Kalau bongkar manual, butuh biaya dan tenaga yang besar. Jadi butuh molen (alat berat) untuk meratakannya, baru bisa cepat,” ujarnya.

Untuk itu besar harapannya, Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta bisa turun dan melihat kondisi para petani garam di Pantai Karang Dadi.

Sehingga bisa memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi rakyatnya. Apalagi petani garam di pantai itu merupakan orang lanjut usia yang hanya memiliki keahlian memproduksi garam untuk mencari nafkah.

“Bingung saya mau kerja apa. Saya tidak bisa kerja apa-apa lagi selain membuat garam. Saya berharap Bapak Bupati bisa turun dan melihat kondisi kami agar bisa membantu kami,” tandasnya.

Hal senada diungkapkan Nengah Kura, 50, petani garam di Pantai Karang Dadi. Diungkapkannya bulan-bulan ini memang biasa terjadi ombak besar.

Apalagi dua hari yang lalu dan kemarin Bali di guncang gempa sehingga seperti biasanya akan terjadi ombak besar di pantai itu.

Hanya saja ombak kali ini, menurutnya, ombak yang paling besar. Saking besarnya, tempat penggaraman para petani pun dibuat hancur.

Mulai dari abrasi yang cukup parah, tempat penjemuran yang hancur, bahkan pondok tempat beristirahat milik petani pun dibuat roboh.

“Dulu pernah ada ombak besar seperti ini. Tapi itu sudah lama sekali. Biasanya ombak di sini akan besar setelah ada gempa,” tandasnya.

Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta yang dikonfirmasi terpisah mengaku akan turun hari ini untuk melihat kondisi para petani garam di Kusamba.

Menurutnya sangat penting bagi dirinya mempertahankan para petani garam itu untuk tetap ada.

Apalagi saat ini Pemkab Klungkung memiliki program untuk mengembangkan produksi garam Kusamba dengan meluncurkan

produk Garam Beryodium Kusamba yang bahan bakunya menggunakan garam produksi petani garam di Kusamba.

“Tadi yang saya pantau baru di Pantai Klotok. Besok saya akan turun untuk melihat petani di Kusamba,” katanya.

Sementara itu, ombak besar juga membuat lahan pertanian di dekat pesisir Pantai Sidayu dan Lepang, Kecamatan Banjarangkan terendam air laut.

Lahan pertanian yang sudah ditanami padi berusia satu bulan itu pun terancam gagal panen. “Jika sudah terendam air laut, padi akan menguning dan mati.

Padahal, padi-padi di sini rata-rata sudah berusia satu bulan,” ungkap warga Dusun Sidayu, Desa Takmung, I Wayan Sudiarta. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/