DENPASAR – Pemerintah Provinsi Bali harus malu. Pasalnya, sempat dipuji Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani
karena tiga bulan berjibaku “ngayah” membentengi Pulau Dewata dari gempuran Covid-19, kerja pecalang seolah-olah “tidak dihargai” oleh pemerintah.
Sejumlah penumpang lolos dari pengawasan petugas Pelabuhan Gilimanuk. Ironisnya, pernyataan Gubernur Bali I Wayan Koster
bahwa penumpang yang masuk dari pelabuhan akan dikarantina 14 hari layaknya Pekerja Migran Indonesia (PMI) bak isapan jempol belaka.
“Apa tidak ada rasa empati terhadap rekan-rekan pecalang yang selama ini mendukung pekerjaan pemerintah? Pemerintah seharusnya malu sebab pintu masuk Bali bobol!
Pendatang lolos tanpa bawa persyaratan yang diwajibkan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19. Tanpa rapid tes. Bahkan tanpa kartu identitas.
Ini jelas-jelas kekonyolan nyata; kerja pecalang sia-sia,” tandas Kelian Adat Banjar Sakah, Pemogan, A.A. Gede Agung Aryawan kemarin.
Gung De- sapaan akrab A.A. Gede Agung Aryawan menegaskan semua daerah sedang menahan orang, khususnya yang berasal dari zona merah.
Yang diperbolehkan masuk seperti PMI diharuskan mengkarantina diri meski mengantongi surat bebas Covid-19.
“Kami masyarakat kecil hanya ingin pemerintah satya wacana. Terapkan prosedur adil antara PMI dan pendatang yang masuk ke Bali. Jika PMI dikarantina, ya pendatang ke Bali juga dikarantina dong.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 hingga hari ini mencatat 443 kasus positif. Ini bahaya bila petugas di pintu masuk Bali main-main. Syukur Satpol PP Kota Denpasar sigap sehingga bobrok ini terungkap,” tegasnya.
Kelian Adat Sakah juga menyoroti perbedaan mencolok antara petugas penjaga pintu masuk Bali yang ditunjang fasilitas lengkap dengan sameton pecalang.
Tandasnya, tidak ada istilah Gilimanuk bocor bila petugas menjalani swadarmaning negara. “Nangkap ikan keluar dari satu
lubang kok tidak bisa? Mental oknum-oknum seperti ini yang patut dipertanyakan. Tidak adakah rasa sayang mereka untuk Bali?” tanyanya.
Bila pemerintah tak sanggup, Gung De menyarankan pemerintah secara terbuka minta tolong kepada pecalang yang telah berulang kali membuktikan rasa sutindih dan bakti kepada tanah Bali.
“Aparat harus meniru sameton pecalang! Dengan segala keterbatasan mereka mengabdi tulus demi tanah kelahiran,” terangnya.