Bagi banyak orang sampah sudah dianggap tak berguna dan harus dibuang begitu saja. Namun tidak bagi seorang pemandu wisata (tour guide) dolpin Lovina Singaraja. Ketut Budi Rimawan.
Di tengah pandemi Covid-19 yang belum mereda, justru Ketut Budi Rimawan menjadikan sampah sebagai alat tukar untuk memberikan paket sembako kepada warga
.
JULIADI, Sukasada
BUTUH kesadaran sosial ketika bergerak di lingkungan sekitar. Kendati berada di daerah pedesaan, Kadek Budi Rimawan, seorang pria yang dulu bekerja
sebagai pemandu wisata dolpin di Lovina, Kalibukbuk, justru punya cara unik untuk menumbuhkan kesadaran warga di Banjar Dinas Gumbu,
Desa Selat, Kecamatan Sukasada, Buleleng untuk terlibat dalam aksi bersih lingkungan ditengah Pandemi Coronavirus Disease (Covid-19).
Ya, meski kondisi pariwisata lagi terpuruk dan tak pendapatan lagi sebagai seorang pemadu wisata, Ketut Budi tetap mengajak masyarakat sekitar lingkungannya untuk memungut sampah plastik.
Hasil dari sampah plastik yang sudah dipilah kemudian ditukar dengan paket sembako. Ketika Jawa Pos Radar Bali
bertandang ke kediamannya di Banjar Dinas Gumbuh, tumpukan sampah plastik yang sudah dipilah terbungkus karung menumpuk dipinggir jalan.
Sampah yang menumpuk tersebut sebagian selain hasil sampah yang dipungut dirinya, ternyata juga hasil sampah yang ditukar warga dengan sembako.
Menurut Ketut Budi Rimawan, sampah hasil pilihan warga kemudian ditukar dengan sembako. Ia memulai sejak virus corona merebak. Banyak warga yang kehilangan pekerjaan dan sangat membutuhkan bantuan sembako.
“Nah kebetukan saya punya banyak teman dan sahabat dari luar negeri (wisatawan asing) yang sebagai donator menyumbang bantuan sembako.
Agar warga bersemangat ikut aksi lingkungan memungut sampah plastik, maka sampah yang dipungut dan dipilah kemudian ditukar dalam bentuk sembako,” kata pria berusia 43 tahun ini.
Dia menambahkan untuk mekanisme pemberian bantuan warga datang membawa sampah plastik yang sudah dipilah. Seperti plastik, botol, kardus kertas dan sampah lainnya yang bisa diaur ulang.
Kemudian ditimbang baru ditukar dengan sembako. Sesuai dengan berat timbangan. Namun biasaya warga membawa satu karung sampah plastik.
Untuk penukarannya warga diberikan sembako seperti beras 5 kilogram, telur, minyak, mie instan dan bahan sembako lainnya.
“Saya berharap masyarakat terus semangat dan sadar untuk bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan dan terus bergerak membersihkan sampah di sekitar kita.
Selain itu sampah yang tukar dengan sembako dapat meringankan beban warga ditengah pandemi ini,” ungkap pria yang 15 tahun lebih menjadi pemadu wisata di pantai Lovina Singaraja.
Meski baru memulai aksi lingkungan bersama rekan-rekannya di sekitar rumahnya, Ketut Budi berkeinginan memiliki sebuah bank sampah di desa.
Agar sampah yang dipungut oleh warga dapat diolah dan pilah bahkan dapat diaur ulang. “Harapan kami kedepan dapat bekerja sama dengan pemerintah desa terkait pengelolaan sampah yang sudah dipilah warga,” pungkasnya.
Sementara itu, Kabid Penataan dan PKLH Dinas Lingkungan Hidup Buleleng Cok Aditya WP yang juga terjun langsung melihat aksi lingkungan
secara swadaya yang dilakukan masyarakat di Banjar Dinas Gambuh, Desa Selat mengapresiasi apa yang dilakukan Ketut Budi.
DLH Buleleng berkomitmen memberikan edukasi pemilihan sampah. Termasuk nantinya juga bagaimana mengajarkan warga terkait dengan eco enzyme.
Sisa sampah organik berupa ampas buah diolah kembali agar bisa menjadi berbagai cairan pembersih serbaguna.
“Jadi warga selain sampah plastik yang memberikan hasil, juga sampah organik dapat dimanfaatkan,” pungkasnya. (*)