GIANYAR – Pandemi Covid-19 menyebabkan banyak art shop di sepanjang Jalan Raya Tegalalang tutup. Dari perbatasan Ubud-Tegalalang, hingga objek wisata tersohor, Ceking Terasering sepi.
Selain karena tidak ada turis yang membeli, pengiriman ke luar negeri juga terhenti sementara waktu.
Plt Camat Tegalalang Komang Alit Adnyana, mengakui situasi tersebut. “Sejak Covid-19 ini sudah banyak toko tutup. Ditambah libur Idul Fitri, makin banyak yang tutup,” ujar Alit Adnyana.
Alit mengaku, ada toko yang sempat menerima orderan ukiran patung seharga Rp 2 miliar. “Tapi sayangnya tidak diterima pas mau mengirim ke luar negeri. Dari kita mungkin boleh mengirim, tapi negara penerima menolak,” ujarnya.
Pihaknya berharap situasi ini bisa cepat berlalu. Program yang bisa dilakukan saat ini adalah menata pariwisata.
Seperti di objek wisata Ceking akan ditata lebih baik. Karena kini objek tersebut kurang terjaga kebersihannya.
Sementara itu, Kapolsek Tegalalang, AKP Ketut Sudita, juga tak menampik situasi sepi dan art shop tutup tersebut.
“Dampak Covid-19 ini banyak yang tutup, ditinggalkan oleh tenaga kerja,” ujar Sudita, kemarin. Tidak saja art shop, situasi di hotel dan vila tak jauh beda. Sepi pengunjung.
“Maka untuk menjaga keamanan, kami minta pengusaha untuk tetap menugaskan satu tenaga kerja untuk berjaga, supaya tidak sepi,” ujarnya.
Pihak kepolisian juga menggencarkan patroli malam. “Kami juga mengerahkan bhabinkamtibmas. Meminta masyarakat untuk tetap meningkatkan kewaspadaan,” terangnya.
Menurut Kapolsek, secara umum, situasi di Tegalalang masih aman terkendali. “Situasi di wilayah kami masih kondusif. Kami rutin patroli keliling terutama memantau ke tempat wisata,” pungkasnya.