GIANYAR – Kasus 4 warga Banjar Sakah, Desa Batuan Kaler, Kecamatan Sukawati yang meninggal secara beruntun kian misterius.
Kamis kemarin (4/6), satu warga lagi dinyatakan meninggal dunia. Satu warga yang menyusul 4 temannya itu juga ikut dalam prosesi upacara di Pura Hyang Soka pada 26 Mei lalu.
Menindaklanjuti kasus misterius dalam seminggu terakhir, sejumlah pihak menggelar pertemuan di Kantor Desa Batuan Kaler, kemarin.
Usai rapat, Bendesa Adat Ganggangan Cangi, Desa Batuan Kaler, I Ketut Santika, mengaku mendengar kabar duka pada Kamis siang pukul 12.30.
Salah satu warga Banjar Sakah, I Ketut Mariana, 51, dinyatakan meninggal dunia. “(korban kelima, red) Dia saat main layangan di sawah.
Lalu ada sekaha (kelompok) layangan yang ngumpul juga main layangan melihat kok ada tali membentang gak ditarik,” ujar Santika, kemarin.
Akhirnya, pemuda tak sengaja mendekat. Mereka melihat korban jatuh tak sadarkan diri. “Maka dilarikan oleh sekaha layangan ke rumah sakit.
Sampai di rumah sakit, katanya sudah meninggal satu jam sebelum sampai di rumah sakit,” jelas I Ketut Santika.
Santika sendiri tak menyangka tetangganya menyusul 4 korban lainnya. “Padahal tadi pagi kami ajak bercanda. Dia tinggal di seberang rumah saya,” jelasnya.
Terkait kematian korban kelima ini, belum bisa dikuburkan. “Karena menurut dresta (tradisi, red) di sini, ketika ada yang meninggal belum tiga hari, tidak boleh dikuburkan,” jelasnya.
Warga juga berencana menggelar upacara. “Secara niskala, saya sudah nunas (mohon petunjuk) ke Ratu Peranda Griya Agung Kemenuh,
menggelar caru balik sumpah di tengah setra. Selain itu, melakukan caru ayam brumbun, pada 28 Juni bertepatan rahinan Kajeng Kliwon,” terangnya.